Teknik ini ternyata menyebar dari Xinjiang ke Tibet dan pedalaman Asia Timur, membangun jaringan rute perdagangan kuno yang sebelumnya terlewatkan oleh para peneliti.
Misteri di Leher Mumi
Meski asal-usul dan jalur penyebaran keju ini mulai terkuak, satu hal masih jadi misteri: mengapa keju ini ada di leher mumi?
Menurut Anna Shevchenko, ahli kimia dari Institut Max Planck di Jerman, penemuan ini memberikan gambaran baru tentang kehidupan masyarakat kuno.
"Menemukan bakteri kuno dari sampel yang terkontaminasi ini sangat menarik, tapi kenapa keju ini dioleskan di leher mumi masih menjadi teka-teki," katanya.
Apakah keju ini digunakan sebagai bekal perjalanan menuju alam baka, ataukah bagian dari ritual kuno? Para ilmuwan masih mencari jawabannya.
Yang jelas, keju tertua di dunia ini tak hanya menyimpan rasa, tapi juga sejarah peradaban yang luar biasa.
Siapa tahu, rahasia berikutnya bisa jadi ada di piring makan kita?