Para siswa diajak menggunakan teknologi AI, seperti Microsoft Copilot dan Designer, untuk mengeksplorasi topik pembelajaran tertentu, membayangkan ide secara kreatif, mengimplementasikan ide secara praktis, serta membagikan hasil karya mereka.
Selama beberapa bulan terakhir, mereka mempraktikkan langsung metode “Tebalkan” pada Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Para siswa diajak untuk mengolah daun mangga menjadi teh herbal dan meminta mereka untuk menemukan resep serta cara terbaik pengolahannya dengan menggunakan AI. Daun mangga dipilih karena mangga merupakan tanaman pangan khas daerah di Probolinggo.
“Dengan menggunakan teknologi AI, para siswa melakukan komparasi dari setiap percobaan agar mendapatkan cara bagaimana menghasilkan teh berbahan dasar daun mangga dengan cita rasa terbaik. Di sini, guru berperan dalam melakukan bimbingan serta memperkuat pemahaman mereka dalam berinovasi,” kata Suci.
Fafan, Suci, dan Sigit awalnya merupakan peserta program pelatihan AI TEACH yang diselenggarakan oleh Plan Indonesia dan didukung oleh Microsoft. Mereka menjadi salah satu tim pemenang ajang hackathon AI TEACH tingkat Asia Tenggara.
Ketiganya tidak hanya berperan sebagai fasilitator teknologi, melainkan juga sebagai pendamping yang memberikan arahan dan dukungan moral bagi siswa.
Ketiganya juga memastikan bahwa AI dapat memperkuat peran mereka sebagai pendidik dan bukan menggantikan fungsi pendidik.