Menkomdigi Ungkap Perempuan Adalah Korban Penipuan dan Pornografi Terbanyak di Medsos

Dicky Prastya Suara.Com
Senin, 18 November 2024 | 18:19 WIB
Menkomdigi Ungkap Perempuan Adalah Korban Penipuan dan Pornografi Terbanyak di Medsos
ilustrasi perempuan korban body shaming (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan kalau kaum perempuan adalah korban penipuan dan pornografi terbanyak di media sosial.

Hal ini dia sampaikan usai kunjungan kerja ke wilayah Cilincing, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. Saat bertemu masyarakat di sana, Meutya mengatakan kalau para perempuan banyak menjadi korban penipuan dan pornografi di dunia digital.

"Kita tahu salah satu korban terbanyak, baik itu penipuan, transaksi keuangan lah ya, di digital, itu banyak perempuan," katanya saat konferensi pers di Kantor Komdigi, Senin (16/11/2024).

Selain penipuan, Meutya mengungkapkan kalau para perempuan di Indonesia juga korban pornografi di dunia maya. Ia mencontohkan, kejahatan digital ini rata-rata bermula dari deep fake, sebuah metode manipulasi gambar atau video menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Baca Juga: 3 Nomor Aduan Judi Online, Ada Layanan Blokir Rekening Bandar

"Misalnya itu, rata-rata juga badannya perempuan, wajahnya perempuan, yang kemudian dibuat deepfake. Sehingga akhirnya cenderung mengarah pornografi. Jadi segala lini, baik itu transaksi keuangan, pornografi, itu banyak sekali korbannya perempuan di dunia maya," papar Meutya.

Maka dari itu Kementerian Komdigi turut menggandeng Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) untuk meningkatkan literasi digital kepada kaum perempuan.

Menteri PPPA Arifah Fauzi dan Menteri Komdigi Meutya Hafid. (Suara.com/Lilis)
Menteri PPPA Arifah Fauzi dan Menteri Komdigi Meutya Hafid. (Suara.com/Lilis)

"Jadi memang kita melibatkan perempuan untuk kemudian diberikan literasi digital," ujarnya.

Sementara itu Menteri PPPA Arifah Fauzi menyatakan, program literasi digital yang menggandeng Kementerian Komdigi ini ditujukan tak hanya untuk perempuan, tetap juga para anak-anak.

Menurutnya, program literasi digital lewat ruang bersama bernama Merah Putih ini diperuntukkan agar dua kalangan tersebut bisa menggunakan media sosial (medsos) dengan lebih bijak.

Baca Juga: Pemerintah Mau Batasi Anak Indonesia Main Medsos dan Gadget

Tujuan lainnya yakni menghindari para perempuan untuk meningkatkan pemahaman tentang keuangan digital. Sebab banyak perempuan yang dinilainya menjadi korban pinjol ilegal hingga penipuan.

"Jadi nanti ruang bersama Merah Putih itu, kami ingin mempunyai satu data tentang perempuan dan anak. Jadi bagaimana perempuan di desa itu, kemudian bagaimana kondisi anak-anak di desa itu.
Dan ini harus kolaborasi dengan hampir semua kementerian dan lembaga. Jadi ruang bersama merah putih ini bukan event, tetapi ini adalah sebuah gerakan. Bagaimana kita menggerakkan masyarakat untuk peduli terhadap sesamanya," papar dia.

Lebih lanjut dia juga menyinggung soal kasus kekerasan seksual hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang kian marak belakangan ini.

Arifah menyebut kalau dua kasus itu menjamur karena masyarakat dan lingkungan ternyata diam dan tidak bereaksi. Makanya ruang bersama Merah Putih itu diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga.

"Maka ruang bersama merah putih ini bagaimana kita membangun empati, membangun gerakan, masyarakatlah yang bergerak. Bukan kami dari kementerian yang terus harus hadir. Tetapi bagaimana kita menggerakkan masyarakat di desa tersebut untuk saling menguatkan. Sehingga kejadian-kejadian negatif, sekecil apapun, sudah bisa kita antisipasi sejak dini. Jadi kita kolaborasi ini sangat penting sekali," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI