Layanan 'Lapor Mas Wapres' Masih Dikritik, Gibran Butuh 1000 Tahun untuk Terima Aduan

Senin, 18 November 2024 | 08:57 WIB
Layanan 'Lapor Mas Wapres' Masih Dikritik, Gibran Butuh 1000 Tahun untuk Terima Aduan
Poster layanan Lapor Mas Wapres. [Instagram/@gibran_rakabuming]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Layanan Lapor Mas Wapres yang diperkenalkan Gibran Rakabuming pada 10 November 2024 melalui akun Instagram miliknya hingga kini masih menjadi perhatian warganet di dunia maya, khususnya media sosial X.

Mayoritas warganet menilai jika laporan tersebut tidak efektif. Pasalnya, layanan tersebut hanya dapat menambung 50 aduan setiap harinya dan banyak warganet yang skeptis bahwa semua aduan tersebut akan diproses dengan baik.

Salah satu netizen kemudian menghitung berapa tahun yang Gibran butuhkan untuk menampung pengaduan dari masyarakat Indonesia. Hal itu disampaikan oleh akun X @sociotalker pada 13 November 2024.

Bahkan jika hanya 10 persen dari total jumlah penduduk Indonesia yang membuat aduan, Gibran setidaknya membutuhkan waktu lebih dari 1.000 tahun untuk menerima laporan tersebut setiap hari.

Baca Juga: Gibran Sibuk Bagi-bagi Susu, Peran Wapres Dinilai Downgrade

"Jika 10 persen penduduk Indonesia yang mau melapor, maka fufufafa butuh 1479 tahun buat menerima laporan itu tiap hari," cuit pemilik akun.

Cuitan warganet soal aduan Lapor Mas Wapres. [X/@sociotalker]
Cuitan warganet soal aduan Lapor Mas Wapres. [X/@sociotalker]

Dalam cuitan lainnya, seorang warganet bahkan menghitung jika semua masyarakat Indonesia membuat laporan melalui layanan tersebut.

"50 orang aduan per hari. Rakyat Indonesia sekarang sekitar 270 juta jiwa. 270.000.000 dibagi 50 adalah 5.400.000 hari. 5.400.000 dibagi 365 adalah 14.794 tahun semua aduan terkumpul. 15 ribu tahun coy hahahah kayak ngomong sama kecoa ini sekelas negara," tambah akun X @LookingforInd.

Peraturan yang diterapkan dalam menampung aduan di layanan Lapor Mas Wapres itu menuai kritik lainnya dari warganet. Unggahan yang disukai sebanyak lebih dari 3.800 kali oleh sesama pengguna X tersebut pun menuai beragam komentar.

"Apa nggak bisa laporan berbasis digital atau daring ya? Kementeriannya aja bisa ada diginya. Terus kemarin usulan masukkan coding ke sekolah. Laporan warganya apa memang harus tatap muka ya?" tulis akun @soe*******

Baca Juga: Gibran Kunjungi Pengungsi Gunung Lewotobi, Warganet : Awal Kerja Kayak Bapaknya Dulu

"Ada-ada saja, program seperti ini cukup instruksi ke setiap kepala daerah, camat hingga lurah, biar mereka yang lakukan. Mereka itu ujung tombak dalam pelayanan kepada masyarakat, Wapres itu domainnya membantu presiden dalam hal kebijakan-kebijakan strategis, bukan yang operasional seperti ini," komentar @gan**_*****

"Itu baru nerima doang? Belum tindak lanjutnya? Weleh weleh," sahut @pur********

"Nggak efektif banget kayaknya, kalau emang 50 itu ternyata scopenya kecil banget dan bisa dikerjain pemerintah daerah. Kalau emang niatnya biar pada ketemu mas Gibran, sekalian bikin fanmeeting aja," timpal @pil*********

"Era digital masih terima aduan face to face? Ah gimmick politik. Semoga warga sadar telah diperdayai," tambah @wah*******

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI