Akademisi Soroti Pengaruh Jokowi Pasca Lengser Mulai 'Luntur', Gelar Doktor Bahlil Jadi Contoh

Denada S Putri Suara.Com
Minggu, 17 November 2024 | 11:47 WIB
Akademisi Soroti Pengaruh Jokowi Pasca Lengser Mulai 'Luntur', Gelar Doktor Bahlil Jadi Contoh
Jokowi dan Bahlil Lahadalia. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akademisi Cross Culture, Ali Syarief menyoroti pengaruh Joko Widodo (Jokowi) setelah masa jabatannya sebagai presiden telah berakhir.

Menurut Ali, ada banyak pihak menduga pengaruh Jokowi akan cukup besar meski jabatannya telah lengser sebagai presiden.

Namun, Ali menilai dari beberapa peristiwa terbaru justru menunjukkan pengaruh tersebut mulai memudar.

Salah satu contoh yang menyoroti kenyataan ini adalah kasus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

Baca Juga: RK dan Ahmad Luthfi Manfaatkan Pengaruh Jokowi di Pilkada, PDIP Singgung 'Tukang Kayu' yang Sudah Rontok

Bahlil yang dikenal sebagai figur penting selama pemerintahan Jokowi, kini menghadapi masalah serius terkait status gelar doktor yang diraihnya dari Universitas Indonesia.

"HOT NEWS : UI Tunda Kelulusan Doktor Bahlil Lahadalia," tulis Ali, dikutip Minggu (17/11/2024).

Adapun hal ini berawal saat Bahlil mendapatkan gelar doktor setelah menjalani ujian terbuka doktor pascasarjana Kajian Strategik dan Global di Universitas Indonesia (UI), Depok pada Rabu (16/10/2024) lalu.

Bahlil yang menjadi Mahasiswa Program Doktor (S3) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI itu menyelesaikan gelar S3 dalam kurun waktu 1 tahun 8 bulan.

Sontak pemberian gelar tersebut langsung menuai polemik karena beberapa warganet mempertanyakan masa studi yang sangat singkat.

Baca Juga: Jokowi Turun Gunung Kampanyekan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Jateng, PDIP: Itu Bentuk Ekspresi Kepanikan

Bahkan, ada juga perbincangan soal disertasi Bahlil yang berjudul “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia" diduga bukan hasil karyanya sendiri.

Alhasil gelar tersebut ditangguhkan sembari Tim Investigasi Pengawasan Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari unsur Senat Akademik dan Dewan Guru Besar UI melakukan audit investigatif terhadap penyelenggaraan Program Doktor (S3) di SKSG.

Sindiran Ali Syarief berlanjut. Ia mengatakan gelar Cum Laude Doktor Bahlil harus ditunda.

"Cum Laude Doktor Dari UI - Lalu harus ditunda. Ini sama (saja) dengan (harus) loncat bebas bunuh diri dari atas tugu monas. Sedih dan malunya (membekas dan) Menguning Se Nusantara," sebutnya.

Ketua Majelis Wali Amanat UI Dr (HC) KH. Yahya Cholil Staquf melalui siaran pers kepada media menyampaikan permintaan maaf terkait polemik gelar doktor Bahlil.

Yahya Cholil mengakui bahwa sumber kegaduhan itu berasal dari kekurangan pihak internal UI.

"UI memutuskan untuk menunda sementara (moratorium) penerimaan mahasiswa baru di Program Doktor (S3) SKSG hingga audit yang komprehensif terhadap tata kelola dan proses akademik di program tersebut selesai dilaksanakan," jelasnya, dikutip di hari yang sama.

Kontributor : Maliana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI