Gunung Rokatenda Ada di Mana? Kini Naik Status ke Level Waspada, Bau Belerang Mulai Tercium

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 14 November 2024 | 14:32 WIB
Gunung Rokatenda Ada di Mana? Kini Naik Status ke Level Waspada, Bau Belerang Mulai Tercium
Gunung Rokatenda(instagram/penjelajah.nusantara_)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia dikenal memiliki banyak gunung berapi yang aktif, salah satunya Gunung Rokatenda. Baru-baru ini, gunung tersebut telah dinyatakan naik status menjadi level II atau waspada setelah warga sekitar mencium bau belerang. Lantas, Gunung Rokatenda ada di mana?

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN, menyatakan bahwa sejak 1 Oktober 2024 hingga 10 November 2024, Gunung Rokatenda telah mengalami berbagai aktivitas, seperti gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, gempa tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh.

Oleh karena itu, masyarakat dan para wisatawan yang berada di sekitar Gunung Rokatenda diimbau agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak atau pusat aktivitas gunung tersebut.

Lokasi Gunung Rokatenda

Gunung Rokatenda dikenal juga sebagai Gunung Paluweh. Lokasinya ada di di Pulau Palu'e, yaitu sebelah utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Gus Ipul Pantau Terus Kebutuhan Pengungsi Erupsi Lewotobi, Ini Daftar Bantuan dan Santunan yang Digulirkan

Memiliki ketinggian mencapai 875 meter, gunung ini merupakan titik tertinggi di Pulau Palu'e. Secara geografis, gunung ini terletak di koordinat 121° 42' bujur timur dan 8° 19' lintang selatan.

Gunung Rokatenda merupakan gunung berapi tipe strato yang memiliki kubah lava di puncaknya. Gunung ini terletak di zona subduksi tektonik dan termasuk dalam kategori gunung api busur belakang (back arc volcano). Hal ini menyebabkan tipe batuan dominannya terdiri dari andesit, andesit basalt, basalt, hingga pikro-basalt.

Sebagai pulau gunung api yang masih aktif, geologi Gunung Rokatenda dipetakan oleh Igan Supriatman S. dan tim pada tahun 2000. Hasil pemetaan tersebut membedakan antara produk Rokatenda yang lebih tua dan yang lebih muda.

Rokatenda tua terdiri dari batuan lava dan aliran piroklastik yang banyak ditemukan di lereng barat dan selatan gunung, serta membentuk sisa-sisa kerucut kecil di kaki gunung bagian barat, barat daya, dan tenggara.

Sementara itu, Rokatenda yang lebih muda menghasilkan lava dan aliran piroklastik yang membentuk gumuk-gumuk kecil, seperti di Matomere, Rokatenda, dan Ili Manunai.

Baca Juga: Abu Gunung Lewotobi Ganggu Penerbangan, Bandara Lombok Batalkan Puluhan Jadwal Terbang

Riwayat Erupsi Gunung Rokatenda

Erupsi Gunung Rokatenda tercatat dalam sejarah pengamatan sejak tahun 1650 Masehi, dengan skala VEI 3 pada erupsi pertama. Setelah itu, tidak ada catatan erupsi selama sekitar 227 tahun hingga tahun 1928.

Sejak 1928, setiap periode erupsi Gunung Rokatenda tercatat dengan jelas. Tercatat setidaknya ada 8 periode erupsi antara tahun 1928 dan 2013.

Gunung Rokatenda mencapai skala VEI 3 saat terjadi erupsi pada 4 Agustus hingga 25 September 1928. Perubahan pada kubah lava akibat letusan ini membentuk empat kawah, dan erupsi tersebut menyebabkan kerusakan besar, termasuk 266 korban jiwa, yang sebagian besar disebabkan oleh gelombang pasang laut.

Periode erupsi berikutnya terjadi antara 31 Desember 1963 hingga 16 Maret 1966. Erupsi yang tidak terduga dimulai pada 31 Desember 1963, disertai dengan getaran gempa dan suara gemuruh di bawah gunung.

Kubah lava terbentuk di titik letusan 1928, disertai dengan aliran lava pijar dan lava dingin. Bencana ini menewaskan satu orang dan menyebabkan tiga orang lainnya terluka.

Lima periode erupsi berikutnya terjadi pada 22 Oktober 1972 hingga 16 Januari 1973, 27-28 Oktober 1973, 5 November 1980 hingga 16 September 1981, 9-21 Mei 1984, dan 3 Februari 1985. Pada periode-periode ini, tidak ada korban jiwa yang signifikan.

Setelah 27 tahun, Gunung Rokatenda kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik, dengan erupsi dimulai pada 8 Oktober 2012 hingga 31 Oktober 2013.

Gunung Rokatenda kembali menunjukkan aktivitas pada 1 Oktober 2024 hingga 10 November 2024, di mana gunung ini mengalami 24 kali gempa vulkanik dangkal, 30 kali gempa vulkanik dalam, 23 kali gempa tektonik lokal, dan 20 kali gempa tektonik jauh.

Berdasarkan pemantauan seismik, terdapat peningkatan aktivitas gempa vulkanik dangkal pada periode 1 hingga 8 November 2024.

Demikianlah informasi terkait Gunung Rokatenda ada di mana, serta riwayat erupsinya. Semoga bermanfaat.

Kontributor : Dini Sukmaningtyas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI