Indonesia Kuasai Pasar Industri Media dan Hiburan se-Asia, Saingi China dan India

Dicky Prastya Suara.Com
Kamis, 07 November 2024 | 20:32 WIB
Indonesia Kuasai Pasar Industri Media dan Hiburan se-Asia, Saingi China dan India
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria di Kantor Suara.com, Jakarta. (Foto dok. Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyatakan kalau pertumbuhan pasar industri media dan hiburan di Indonesia menjadi tiga terbesar di Asia.

Menurut Nezar, Indonesia berada di peringkat ketiga setelah China dan India. Pasar industri media dan hiburan Indonesia disebut memiliki dampak ekonomi mencapai Rp 155 triliun dengan kontribusi PDB mencapai Rp 97,5 triliun.

"Bahkan berpotensi menyerap tenaga kerja hingga 616 ribu pada tahun 2027," kata Nezar, dikutip dari siaran pers, Kamis (7/11/2024).

Maka dari itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong pertumbuhan industri penyiaran nasional. Nezar menyebut kalau upaya ini selaras dengan penerapan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

Baca Juga: Geram Budi Arie Diseret-diseret Jaringan Judol Pegawai Komdigi, Projo Merasa Difitnah: Framing Jahat!

Lewat Rancangan Awal Rencana Strategis 2025-2029 Bidang Penyiaran, lanjut Nezar, Pemerintah berupaya mengembangkan ekosistem untuk keberlanjutan industri penyiaran.

“Pemerintah optimistis bahwa ada pertumbuhan bahkan sejajar dengan program yang dicanangkan Pemerintahan Presiden Prabowo untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional. Kita harapkan pada sektor penyiaran, industri yang bertumbuh di ekosistem penyiaran ini bisa menopang pertumbuhan tersebut,” papar dia.

Nezar menilai peluang pertumbuhan industri penyiaran masih terbuka. Program Analog Switch Off (ASO) yang mendigitalisasi siaran televisi di Indonesia berpotensi mendorong pertumbuhan industri penyiaran dengan proyeksi sebesar Rp 109,6 triliun pada tahun 2027.

Angka itu meningkat dari pendapatan tahun 2022 sebesar Rp 90,9 triliun.

“Dampak ekonomi yang akan dihadapi, terutama transformasi digital yang begitu masif mengubah lanskap bisnis model dari industri penyiaran dan industri media secara global. Saya kira jangan lelah juga untuk terus mencari satu bisnis model yang tepat di tengah situasi yang penuh dengan uncertainty belakangan ini,” tuturnya.

Baca Juga: Prabowo Sentil Kasus Judi Online Komdigi, Tegaskan Jangan Lindungi Pelaku

Namun demikian, Wamen Nezar Patria mengajak stakeholders menjawab tantangan divergensi audiens ke berbagai platform.

“Pada era digital begitu banyak pilihan dari platform-platform yang bisa dinikmati oleh audiens. Dampaknya adalah pelaku industri penyiaran harus beradaptasi dengan kebiasaan baru pemirsa yang terus berubah, sekaligus menjadi cara untuk menarik perhatian audiens yang tersebar di berbagai platform itu,” tuturnya.

Lebih lanjut Wamenkomdigi mengajak pemangku kepentingan industri penyiaran terus memanfaatkan teknologi dan mengembangkan talenta digital di industri penyiaran.

“Saya kira industri penyiaran juga perlu terus menerapkan prinsip agile dan adaptability khususnya dalam pengembangan strategi. Termasuk ikut menyusun rencana strategis agar dapat menjawab permasalahan dan tantangan yang benar-benar kita hadapi,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI