Suara.com - Seorang konsultan berpengalaman di Insurance Australia Group (IAG), Suzie Cheikho, baru-baru ini diberhentikan setelah data dari teknologi pelacakan penekanan tombol mengungkapkan penurunan produktivitas selama bekerja dari rumah.
Menyadu dari Unilad, Keputusan ini menimbulkan perdebatan terkait privasi dan metode pengawasan di era kerja jarak jauh.
Cheikho, yang memiliki rekam jejak karier selama 18 tahun, menjadi sorotan setelah perusahaannya menggunakan teknologi untuk memantau aktivitas penulisannya.
Data dari periode Oktober hingga Desember 2022 mengungkapkan sejumlah ketidaksesuaian, termasuk keterlambatan masuk kerja, penyelesaian lebih awal, dan periode inaktif.
Baca Juga: Militer Israel Klaim Tangkap Mata-Mata Suriah yang Diduga Terlibat Jaringan Teror Iran
Bosnya mengklaim, data menunjukkan aktivitas minimal, dengan hanya 54 penekanan tombol dalam satu jam di beberapa kesempatan.
Setelah pemecatan ini, Cheikho berbicara kepada media, menyatakan kekhawatirannya akan sulitnya mencari pekerjaan baru dan mempertanyakan keakuratan data yang disajikan.
Dia menyebutkan bahwa masalah pribadi dan kesehatan mental mempengaruhi produktivitasnya, serta mengklaim telah memberi tahu perusahaan setiap kali ia harus keluar untuk janji medis.
Kasus pemecatan ini memicu diskusi tentang batasan pemantauan dalam lingkungan kerja jarak jauh. Banyak yang mempertanyakan apakah pengawasan seperti ini sudah melanggar privasi pekerja atau justru diperlukan demi transparansi dan produktivitas.
Dengan pengajuan kasus 'pemecatan tidak adil' yang ditolak oleh Komisi Pekerjaan yang Adil Australia, kasus Cheikho mungkin menjadi preseden penting dalam menentukan keseimbangan antara hak pekerja dan kebutuhan perusahaan di era digital.
Baca Juga: Semifinal Porsenigama x Pongo: Valorant Berjalan Meriah, Penonton Antusias