Tom Lembong Dipenjara Gegara 'Kebijakan' 2015, Netizen Komen Soal Ini

Kamis, 31 Oktober 2024 | 19:42 WIB
Tom Lembong Dipenjara Gegara 'Kebijakan' 2015, Netizen Komen Soal Ini
Menteri Perdagangan tahun 2015-2016 Thomas Lembong dibawa menuju mobil tahanan. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar mengenai Tom Lembong yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi impor gula kristal menuai perhatian dalam beberapa hari terakhir. Kejaksaan Agung menduga bahwa Thomas Trikasih Lembong melakukan kebijakan melanggar hukum saat masih menjabat menteri perdagangan pada 2015 lalu.

Pantauan melalui Trends24.in, Tom Lembong trending topik di X usai dicuitkan lebih dari 150 ribu kali. Utas tentang Tom Lembong juga viral di media sosial.

Beberapa utas menyoroti jeratan hukum tentang 'kebijakan' yang diambil oleh Tom Lembong. Netizen dan pegiat media sosial lantas membandingkan pembelian saham salah satu perusahaan stratup yang membuat negara ikut merugi.

Sebagai informasi, Tom Lembong ditangkap oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus dugaan korupsi impor gula periode 2015-2016 pada Selasa (29/10/2024) lalu.

Menurut penjelasan Kejagung, rapat koordinasi kementerian pada Mei 2014 menyatakan bahwa Indonesia surplus gula sehingga tak perlu impor.

Namun, Tom Lembong melakukan kebijakan impor gula dengan menyetujui impor 105 ribu ton gula kristal mentah (GKM) yang nantinya diolah menjadi gula kristal putih (GKP).

Berdasarkan peraturan, hanya BUMN yang dapat mengimpor GKP. Tom Lembong diketahui memberikan izin impor gula kepada perusahaan swasta. Pada rapat koordinasi lintas kementerian Desember 2015, mereka menyimpulkan bahwa Indonesia akan kekurangan GKM sebanyak 207 ribu ton di 2016.

Menjelang akhir 2015, PT PPI mulai mengimpor gula, namun kebijakan Tom Lembong membuat mereka menunjuk 8 perusahaan swasta untuk melakukannya. Padahal 8 perusahaan ini tak mengantongi izin impor GKM untuk diolah menjadi GKP.

PT PPI seolah membeli gula dari perusahaan itu setelah diimpor. Akibat kebijakan Tom Lembong, Kejagung mengungkap bahwa negara merugi Rp 400 miliar. Netizen lantas membandingkan kasus yang dianggap serupa dengan Tom Lembong.

Baca Juga: Abraham Samad Cs ke KPK, Desak Pimpinan Antirasuah Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi

"Jika Tom Lembong diperkarakan karena keuntungan BUMN yang hilang, lantas siapa yang bisa diperkarakan atas TLKM yang invest ke stratup di harga Rp 270? Atau asal nggak realized nggak papa? (Harga saham sekarang Rp71 atau floating loss -73.70 persen)," tulis @SobatBandar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI