Suara.com - Elon Musk kembali membuat prediksi besar tentang masa depan teknologi, terutama terkait pengembangan AI dan robot humanoid.
Miliarder sekaligus CEO Tesla ini meyakini bahwa kehadiran robot canggih bisa mengubah perusahaannya menjadi entitas bernilai $25 triliun. Prediksi ini ia sampaikan dalam Konferensi Future Investment Initiative kedelapan di Riyadh, Arab Saudi dikutip dari Unilad.
Melalui video, Musk memaparkan visi AI masa depan dan ambisi besar Tesla di sektor robotika, dengan produk andalannya, robot humanoid Optimus.
Menurut Musk, dalam dua dekade ke depan, setidaknya akan ada sepuluh miliar robot humanoid yang siap dipasarkan dengan harga mulai dari $20.000 hingga $25.000 per unit. Ia pun yakin bahwa produk-produk inovatif ini akan membawa Tesla pada valuasi $25 triliun.
Baca Juga: Dari Ancaman Perang Sampai AI, Menko PMK Sebut Pemuda Masa Kini Punya Banyak Tantangan
"Jika taksi robotik menjadikan Tesla bernilai sekitar $5 triliun, maka saya yakin robot Optimus akan mendorongnya hingga $25 triliun," ujar Musk dikutip pada Kamis (31/10/2024).
Namun, ia mengakui adanya risiko besar dari kebangkitan AI ini. Dalam diskusi dengan mantan Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, Musk pernah memperingatkan kemungkinan terciptanya era di mana pekerjaan manusia tidak lagi diperlukan.
“Anda masih bisa bekerja demi kepuasan pribadi, namun AI mampu menggantikan semuanya,” ujarnya.
Musk menyatakan, di masa depan, masyarakat mungkin akan lebih membutuhkan pendapatan tinggi universal dibanding pendapatan dasar universal, karena AI dapat menjadi ‘guru’ yang sempurna dan mampu mengemban banyak fungsi.
Musk juga menyoroti pentingnya regulasi pemerintah dalam menjaga keselamatan publik terkait perkembangan AI. “AI akan menjadi kekuatan untuk kebaikan, namun tetap ada risiko yang harus diawasi,” tambahnya.
Baca Juga: Platform X Tangguhkan Akun Atas Nama Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei
Prediksi ini kembali menunjukkan ambisi besar Musk dalam memimpin perusahaannya menuju masa depan teknologi berbasis AI, sekaligus membuka diskusi tentang dampak AI pada pekerjaan dan peran manusia dalam ekonomi yang semakin terotomatisasi.