Suara.com - Seorang pria yang dikenal dengan nama samaran ZachXBT berhasil mengungkap salah satu pencurian kripto terbesar terhadap seorang individu dari landasan pacu bandara.
Menyadur dari Unilad pada Rabu (30/10/2024), pada 19 Agustus silam, ketika ia baru saja menaiki pesawat untuk pulang, ZachXBT mulai menerima notifikasi mencurigakan di teleponnya.
Transaksi besar pertama senilai $600.000 melintasi blockchain Bitcoin yang ia pantau, diikuti oleh transaksi lain bernilai $1 juta, lalu $2 juta.
Dengan waktu hanya 30 menit sebelum teleponnya harus dimatikan untuk lepas landas, ZachXBT segera menelusuri aliran dana tersebut. Ia menemukan bahwa uang tersebut berasal dari dompet kripto yang menyimpan Bitcoin bernilai jutaan dolar, tak tersentuh sejak 2012.
Baca Juga: Bappebti Perpanjang Waktu Pendaftaran PFAK untuk Exchange Kripto
Curiga bahwa ia baru saja menyaksikan pencurian besar-besaran, ZachXBT mendapati bahwa total $243 juta dalam bentuk Bitcoin telah dicuri dari satu korban.
Saat pesawatnya mencapai ketinggian 10.000 kaki, ia terhubung ke Wi-Fi dan terus memantau transaksi. Dana yang dicuri tersebar di lebih dari selusin platform, sebuah teknik umum dalam pencucian uang digital.
Menyadari urgensi situasi, ZachXBT menghubungi administrator di platform Genesis, yang kini sudah tidak beroperasi, dan meminta untuk dihubungkan dengan korban pencurian.
Sang korban kemudian mempekerjakan ZachXBT untuk melacak dana yang hilang. Saat pesawat mendarat, ZachXBT telah berhasil mengidentifikasi tiga aliran utama yang mengarahkan dana ke tersangka.
Selama minggu berikutnya, ZachXBT bekerja tanpa henti, bahkan melacak aktivitas digital tersangka di akun Instagram dan TikTok mereka, di mana para peretas tampak menghabiskan uang hasil curian untuk mobil mewah, jet pribadi, dan malam di klub eksklusif dengan biaya mencapai $500.000 per malam.
Baca Juga: Hacker Korea Utara Curi Kripto Senilai Rp46,5 Triliun untuk Biayai Nuklir!
Kurang dari sebulan setelah temuan awal ZachXBT, dua tersangka berhasil diidentifikasi dan ditangkap: Malone Lam, 20 tahun, dari Miami, Florida, dan Jeandiel Serrano, 21 tahun, dari Los Angeles, California.
Mereka didakwa dengan konspirasi untuk mencuri dan mencuci lebih dari $230 juta dalam bentuk kripto dari seorang korban di Washington, D.C.
Menurut dakwaan, Lam, yang dikenal online sebagai ‘Anne Hathaway’ dan ‘$$$’, serta Serrano, alias ‘VersaceGod’ dan ‘@SkidStar’, diduga telah mencuri dana kripto korban dan mentransfernya ke akun mereka, memanfaatkan layanan pencampuran uang untuk menyembunyikan jejaknya.
Pencurian ini menyoroti kerentanan dalam industri kripto dan menunjukkan bagaimana seorang individu yang memiliki pengetahuan mendalam tentang blockchain dapat membantu memecahkan kasus besar bahkan dari dalam pesawat.