Suara.com - Satelit Republik Indonesia-1 atau SATRIA-1 yang diluncurkan pada Juni 2023 lalu di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo akan dioptimalkan pemanfaatannya sehingga bisa menyediakan internet cepat di wilayah terpencil.
SATRIA-1 akan dioptimalkan pemanfaatannya di ruang-ruang publik dan pada awal operasionalnya difokuskan untuk melayani sektor pendidikan dan kesehatan.
Kepala Divisi Satelit dan Akses Internet BAKTI Kementerian Kominfo Harris Sangidun mengatakan saat ini, SATRIA-1 sudah beroperasi melayani 4.063 titik akses internet.
"Akan menyusul sebanyak 11.788 lokasi akses internet yang saat ini sedang dalam proses pembangunan. BAKTI Kominfo juga sedang melakukan tahap persiapan pengadaan 8000 titik lokasi akses internet baru yang akan menggunakan internet dari SATRIA-1," kata Haris belum lama ini.
Selain menyiapkan akses-akses di titik baru seperti yang direncanakan, SATRIA-1 juga disiapkan untuk memfasilitasi program akses internet eksisting BAKTI Kementerian Kominfo yang sudah ada sejak periode 2015-2023.
Untuk periode 2015-2023, sebelumnya BAKTI sudah menyediakan sebanyak 11.681 titik akses internet dengan menyewa kapasitas satelit-satelit dari penyedia jasa lainnya.
Namun untuk melakukan efisiensi penggunaan anggaran maka diputuskan SATRIA-1 akan digunakan ke depannya untuk melayani 11.681 titik akses yang sudah ada tersebut, sehingga nantinya BAKTI tidak perlu lagi menyewa layanan satelit dari penyedia jasa lainnya.
Saat ini untuk layanan SATRIA-1 yang beroperasi sebanyak 4.063 titik akses internet tersebut masih dioperasikan di bawah Badan Usaha Pelaksana SATRIA-1 yaitu PT Satelit Nusantara Tiga beserta perwakilan BAKTI.
"SATRIA-1 sudah dimanfaatkan di berbagai bidang seperti pendidikan, pemerintahan, ketahanan dan keamanan, pusat kegiatan masyarakat, pelayanan kesehatan, hingga daerah wisata," kata Harris.
Baca Juga: Uji Coba Sukses, Satelit Satria 1 Resmi Beroperasi di Indonesia Januari 2024
Setelah SATRIA-1 dinilai siap beroperasi pada 2023 BAKTI Kementerian Kominfo merencanakan satelit geostasioner tersebut untuk melayani masyarakat di daerah 3T dengan total 37.000 titik akses internet.