Satelit SATRIA-1 Terus Dioptimalisasi, Warisan Digital Strategis Presiden Jokowi

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 25 Oktober 2024 | 19:54 WIB
Satelit SATRIA-1 Terus Dioptimalisasi, Warisan Digital Strategis Presiden Jokowi
Peluncuran Satelit SATRIA-1 [Menpan.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satelit Republik Indonesia-1 atau SATRIA-1 yang diluncurkan pada Juni 2023 lalu di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo akan dioptimalkan pemanfaatannya sehingga bisa menyediakan internet cepat di wilayah terpencil.

SATRIA-1 akan dioptimalkan pemanfaatannya di ruang-ruang publik dan pada awal operasionalnya difokuskan untuk melayani sektor pendidikan dan kesehatan. 

Kepala Divisi Satelit dan Akses Internet BAKTI Kementerian Kominfo Harris Sangidun mengatakan saat ini, SATRIA-1 sudah beroperasi melayani 4.063 titik akses internet.

"Akan menyusul sebanyak 11.788 lokasi akses internet yang saat ini sedang dalam proses pembangunan. BAKTI Kominfo juga sedang melakukan tahap persiapan pengadaan 8000 titik lokasi akses internet baru yang akan menggunakan internet dari SATRIA-1," kata Haris belum lama ini.

Baca Juga: Uji Coba Sukses, Satelit Satria 1 Resmi Beroperasi di Indonesia Januari 2024

Selain menyiapkan akses-akses di titik baru seperti yang direncanakan, SATRIA-1 juga disiapkan untuk memfasilitasi program akses internet eksisting BAKTI Kementerian Kominfo yang sudah ada sejak periode 2015-2023.

Untuk periode 2015-2023, sebelumnya BAKTI sudah menyediakan sebanyak 11.681 titik akses internet dengan menyewa kapasitas satelit-satelit dari penyedia jasa lainnya.

Namun untuk melakukan efisiensi penggunaan anggaran maka diputuskan SATRIA-1 akan digunakan ke depannya untuk melayani 11.681 titik akses yang sudah ada tersebut, sehingga nantinya BAKTI tidak perlu lagi menyewa layanan satelit dari penyedia jasa lainnya.

Saat ini untuk layanan SATRIA-1 yang beroperasi sebanyak 4.063 titik akses internet tersebut masih dioperasikan di bawah Badan Usaha Pelaksana SATRIA-1 yaitu PT Satelit Nusantara Tiga beserta perwakilan BAKTI.

"SATRIA-1 sudah dimanfaatkan di berbagai bidang seperti pendidikan, pemerintahan, ketahanan dan keamanan, pusat kegiatan masyarakat, pelayanan kesehatan, hingga daerah wisata," kata Harris.

Baca Juga: BAKTI Kominfo: Satelit Satria 1 Kasih Internet Gratis ke Wilayah 3T Mulai Desember 2023

Setelah SATRIA-1 dinilai siap beroperasi pada 2023 BAKTI Kementerian Kominfo merencanakan satelit geostasioner tersebut untuk melayani masyarakat di daerah 3T dengan total 37.000 titik akses internet.

Peta sebaran layanan akses internet, BTS, Palapa Ring BAKTI Kominfo. [Dok BAKTI Kominfo]
Peta sebaran layanan akses internet, BTS, Palapa Ring BAKTI Kominfo. [Dok BAKTI Kominfo]

Terbesar di Asia

SATRIA-1 sendiri merupakan satelit multifungsi pertama Indonesia, sekaligus yang terbesar di Asia. Satelit ini dibangun oleh perusahaan dirgantara Prancis Thales Alenia Space dan dikirim ke orbit oleh perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX.

Presiden Jokowi, saat merayakan keberhasilan peluncuran SATRIA-1 dari Florida, Amerika Serikat, mengatakan satelit itu diluncurkan sebagai upaya pemerintah menyediakan infrastruktur digital yang merata di Tanah Air.

"Pemerarataan pembangunan infrastruktur digital di pusat pelayanan publik di seluruh Indonesia," harap Jokowi seperti dituangkan di Instagram-nya.

Proyek ini menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan sistem pembayaran Availability Payment (AP) selama 15 tahun, sesuai dengan Perpres No. 38 Tahun 2015.

Satelit SATRIA-1 sendiri mulai dibangun pada akhir 2020 dan diluncurkan pada 2023 lalu. Satelit ini memiliki kapasitas 150 Gbps dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dan didukung oleh 11 stasiun bumi yang tersebar di Tanah Air.

Stasiun Bumi di Cikarang menjadi Primary Satellite Control Center (PSCC) dan Network Operations Center (NOC). Sepuluh stasiun bumi lainnya berada di Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura. 

Adapun stasiun bumi di Banjarmasin akan menjadi Back-Up Satellite Control Center (BSCC).

Sekitar 150.000 titik layanan publik yang terdiri atas sarana pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan, dan fasilitas kesehatan yang akan dilayani oleh SATRIA-1. Proyek ini juga akan saling melengkapi dengan proyek Palapa Ring, yang berbasis fiber optik.

Titik layanan publik yang dapat dijangkau SATRIA di antaranya 93.900 sekolah dan pesantren, untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dan ujian berbasis komputer; 3.700 Puskesmas dan dan rumah sakit.

Selain itu ada pula 3.900 titik layanan Kamtibmas di wilayah 3T untuk mendukung kebutuhan administrasi keamanan dan ketertiban masyarakat; 47.900 titik kantor desa/kelurahan/kecamatan dan pemerintah daerah lainnya untuk mengoptimalkan pelayanan sistem pemerintahan berbasis elektronik atau SPBE secara efisien dan efektif; Serta 600 titik layanan publik lainnya.

Rencananya proyek SATRIA akan berlanjut dengan peluncuran Satelit SATRIA-2, yang dirancang sebagai twin satellite atau geostasioner kembar. Harris mengatakan nantinya kedua satelit itu akan dinamai sebagai SATRIA-2A dan SATRIA-2B.

"Kedua satelit ini dirancang untuk menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi dengan total kapasitas 300 Gigabits per detik. Tujuan utama dari pembangunan satelit ini adalah untuk meningkatkan kualitas layanan internet di Indonesia, sehingga koneksi internet menjadi lebih stabil dan cepat," kata Harris.

Menurutnya proyek SATRIA-2 memang telah masuk dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri 2024- Green Book sejalan dengan Keputusan Kepala Bappenas nomor Kep.25/M.PPN/HK/04/2024.

Direktur Utama BAKTI Kementerian Kominfo Fadhillah Mathar mengatakan SATRIA-2 akan mendukung konektivitas dari SATRIA-1. Pengadaan SATRIA-2 rencananya akan digelar pada 2025.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI