Suara.com - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nezar Patria mengenang masa-masa awal Budi Arie saat ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menkominfo.
Wamenkominfo menyinggung soal kasus korupsi BTS 4G yang dilakukan eks Menkominfo Johnny G Plate. Buntut skandal itu, ternyata tidak ada yang berani memimpin kementerian tersebut.
“Saat itu terjadi persoalan di Kominfo, selama dua atau tiga bulan dicari lah sosok pemimpin di Kominfo. Sudah banyak yang ditawari, enggak ada yang bersedia, enggak berani masuk. Maka dicarilah pelaut tangguh,” kenang Nezar, dikutip dari siaran pers Kominfo, Minggu (20/10/2024).
Nezar menilai kalau situasi di internal Kominfo memang memprihatinkan saat kasus korupsi BTS 4G. Bahkan banyak pegawai Kominfo yang tidak percaya diri saat pulang kerja.
“Tidak ada lagi kebanggaan terhadap korps. Bahkan saya dengar, ada ruang khusus di dekat lobi depan untuk ganti seragam saat pegawai mau pulang atau pakai jaket,” ungkap Nezar.
Tapi dalam waktu sekitar empat bulan, Nezar mengklaim mulai terjadi perubahan di Kementerian Kominfo karena proses hukum telah berjalan dan kasus tersebut mulai terang benderang.
Laporan berkala juga terus disampaikan kepada Presiden Jokowi dalam menyelesaikan pembangunan BTS 4G.
Ia juga menyinggung kalau Kominfo berhasil mengembalikan uang negara sebesar Rp 3,5 triliun dari proyek Hot Backup Satelite (HBS) alias satelit cadangan penopang Satria-1.
“Bahkan, bonusnya kita bisa mengembalikan uang negara Rp 3,5 triliun dari proyek HBS. Saya kira, kepemimpinan 1 tahun 3 bulan itu terasa seperti 5 tahun karena begitu intensnya dalam menyelesaikan pembangunan BTS 4G,” kata Nezar.
Tantangan selanjutnya dalam masa kepemimpinan Budi Arie adalah adanya serangan ransomware terhadap PDNS. Insiden tersebut menjadi pembelajaran bagi pemerintah, utamanya Kementerian Kominfo, dan seluruh bangsa Indonesia yang tengah bertransformasi di sektor digital.