10 Tahun Jokowi, PeduliLindungi dan SatuSehat Sukses Wujudkan Digitalisasi Kesehatan Indonesia

Dythia Novianty Suara.Com
Sabtu, 12 Oktober 2024 | 14:25 WIB
10 Tahun Jokowi, PeduliLindungi dan SatuSehat Sukses Wujudkan Digitalisasi Kesehatan Indonesia
Aplikasi Satu Sehat. (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, setelah pandemic berakhir, aplikasi Peduli Lindungi bertransformasi menjadi Satu Sehat pada Maret 2023.

"Kita nggak ubah aplikasinya. Jadi apapun aplikasinya di rumah sakitnya bisa nyambung ke kita, yang penting datanya standar dan sesuai," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Platform Satu Sehat merupakan salah satu cara Kemenkes mengintegrasikan data rekam medis pasien di fasilitas kesehatan ke dalam satu platform Indonesia Health Services.

Data rekam medis pun bisa diakses masing-masing individu sebagai ‘bekal’ untuk berobat di fasilitas kesehatan lainnya.

Dikarenakan mencakup riwayat hidup seseorang, para dokter akan lebih mudah memberikan rekomendasi yang sesuai dengan tiap data secara rinci.

Pengembangan SatuSehat menjadi aplikasi yang memberikan informasi kredibel tentang kesehatan bermula dari kebiasaan masyarakat yang mencari informasi melalui mesin pencari ketika sedang sekait.

Ilustrasi Digitalisasi. [Pixabay]
Ilustrasi Digitalisasi. [Pixabay]

Aplikasi SatuSehat dapat memberi anjuran kepada para penggunanya yang memiliki riwayat penyakit tertentu.

Kemenkes mengintegrasikan platform Satu Sehat dengan BPJS Kesehatan, mencakup berbagai sistem penting.

Mulai dari pencatatan tuberkulosis, pencatatan digital data kematian maternal dan perinatal, imunisasi, sistem rujukan nasional, kesehatan ibu dan anak, serta sistem informasi manajemen terpadu untuk kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit.

Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan Setiaji mengatakan bahwa digitalisasi dapat memperbaiki layanan kesehatan di Indonesia.

Baca Juga: Capaian 10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Tekankan Pentingnya Digitalisasi UMKM

"Dengan digitalisasi kami bisa tahu berapa lama waktu pasien dari mulai mendaftar hingga mendapat obat. Ternyata rata-rata tiga atau empat jam dan dengan sistem kami bisa memperbaiki layanan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI