Suara.com - Salah satu kesuksesan pencapaian selama satu dekade Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah digitalitasai Kesehatan dalam bentuk aplikasi yang sangat inovatif, PeduliLindungi.
Pertama kali diluncukan Maret 2020, aplikasi PeduliLindungi membantu dalam pencegahan dan penyebaran Covid-19.
Aplikasi ini sudah diunduh oleh lebih dari 90 juta orang dan telah membantu mencegah warga yang terinfeksi mengakses fasilitas dan tempat umum seperti pusat perbelanjaan, airport, pelabuhan, hotel, dan gedung perkantoran.
"Aplikasi PeduliLindungi yang telah diunduh pasien positif Covid-19 akan berwarna hitam ketika aplikasi tersebut dipindai di pintu masuk tempat umum sehingga petugas keamanan dapat mencegah masuk pasien tersebut, lalu melaporkan yang bersangkutan ke Satgas Covid-19 untuk ditangani lebih lanjut," tulis laman resmi Kemkes.
Baca Juga: Capaian 10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Tekankan Pentingnya Digitalisasi UMKM
Sepanjang 2021-2022, PeduliLindungi telah mencegah 3.733.067 orang dengan status merah (vaksinasi belum lengkap) memasuki ruang publik dan telah mencegah 538.659 upaya orang yang terinfeksi Covid-19 (status hitam) melakukan perjalanan domestik atau mengakses ruang publik tertutup.
Penggunaan PeduliLindungi secara masif memberikan dampak positif untuk melakukan kebijakan surveilans.
Berbagai fitur disematkan untuk membantu dalam penanganan Kesehatan secara digital.
Mulai dari fitur pencarian lokasi vaksin terdekat, fitur telemedisin dan pengiriman obat, fitur penerbitan dan dompet digital sertifikat Indonesia berstandar WHO untuk kemudahan perjalanan Warga Negara Indonesia lintas negara.
Ada juga fitur kartu kewaspadaan kesehatan untuk perjalanan domestik, dan data statistik untuk pengambilan keputusan strategis pemerintah.
Baca Juga: Buka Layanan Gawat Darurat 119, Kemenkes Pamer Aplikasi SATUSEHAT: Bisa Lacak Ambulans Lewat HP
PeduliLindungi telah bertransformasi menjadi layanan terintegrasi sehingga memudahkan penelusuran, pelacakan, pemberian peringatan, dan dalam rangka memfasilitasi tatanan kehidupan yang baru (new normal).
Namun, setelah pandemic berakhir, aplikasi Peduli Lindungi bertransformasi menjadi Satu Sehat pada Maret 2023.
"Kita nggak ubah aplikasinya. Jadi apapun aplikasinya di rumah sakitnya bisa nyambung ke kita, yang penting datanya standar dan sesuai," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Platform Satu Sehat merupakan salah satu cara Kemenkes mengintegrasikan data rekam medis pasien di fasilitas kesehatan ke dalam satu platform Indonesia Health Services.
Data rekam medis pun bisa diakses masing-masing individu sebagai ‘bekal’ untuk berobat di fasilitas kesehatan lainnya.
Dikarenakan mencakup riwayat hidup seseorang, para dokter akan lebih mudah memberikan rekomendasi yang sesuai dengan tiap data secara rinci.
Pengembangan SatuSehat menjadi aplikasi yang memberikan informasi kredibel tentang kesehatan bermula dari kebiasaan masyarakat yang mencari informasi melalui mesin pencari ketika sedang sekait.
Aplikasi SatuSehat dapat memberi anjuran kepada para penggunanya yang memiliki riwayat penyakit tertentu.
Kemenkes mengintegrasikan platform Satu Sehat dengan BPJS Kesehatan, mencakup berbagai sistem penting.
Mulai dari pencatatan tuberkulosis, pencatatan digital data kematian maternal dan perinatal, imunisasi, sistem rujukan nasional, kesehatan ibu dan anak, serta sistem informasi manajemen terpadu untuk kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit.
Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan Setiaji mengatakan bahwa digitalisasi dapat memperbaiki layanan kesehatan di Indonesia.
"Dengan digitalisasi kami bisa tahu berapa lama waktu pasien dari mulai mendaftar hingga mendapat obat. Ternyata rata-rata tiga atau empat jam dan dengan sistem kami bisa memperbaiki layanan," katanya.
Inovasi Peduli Lindungi dan Satu Sehat, didorong dengan pembangunan infrastruktur telekomunikasi merata, pemerintahan Jokowi berhasil membawa masyarakat Indonesia dalam dunia digital.
Tidak hanya mengubah cara berinteraksi tetapi juga membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia yang merata.
Pemerintah mengalokasikan layanan internet satelit untuk mendukung pelayanan publik sektor pendidikan dan kesehatan khususnya di wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan upaya ini dilakukan agar masyarakat di wilayah 3T mendapatkan akses layanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik.
“Sementara, kita arahkan untuk pendidikan dan kesehatan. Karena banyak Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) kita dan sekolah kita ini kan belum punya internet. Sementara Indonesia ini kan negara kepulauan, negara yang betul-betul secara geografis sangat menantang,” pungkasnya.