Suara.com - Konektivitas dan layanan internet yang semakin meningkat di Indonesia ditunjang dengan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di berbagai wilayah.
Melaui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika alias BAKTI Kominfo, akses telekomunikasi pun dilakukan secara massif dengan harapan mencapai terciptanya konektivitas yang merata.
BTS memiliki ketinggian sekitar 42-72 meter yang ditopang oleh sumber listrik seperti Solar Panel, Hybrid dan PLN. BTS juga memiliki transmisi terestrial seperti microwave dan /atau Fiber Optik juga VSAT.
Salah satu daerah yang menjadi perhatian pembangunan adalah wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) untuk membuka isolasi komunikasi di daerah yang tidak terjamah layanan telekomunikasi (blank spot).
"Pembangunan BTS membutuhkan lahan berukuran 20mx20m untuk mendirikan menara beserta perangkat pendukungnya. Pembangunan proyek ini telah dijalankan sejak 2015," tulis BAKTI SINYAL dari laman resminya.
Selama 10 tahun pemerintahannya Presiden Joko Widodo (Jokowi), berhasil membangun infrastruktur telekomunikasi di wilayah Timur hingga 3T.
![Ilustrasi menara BTS di desa. [ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/11/15/69094-ilustrasi-menara-bts-di-desa-antara.jpg)
Sebagai informasi, selama ini, BTS hanya dibangun di wilayah komersial tapi tidak selama 10 tahun pemerintahan Jokowi.
BAKTI Kominfo sendiri menargetkan pembangunan BTS 4G hingga akhir tahun ini akan menjangkau di 5.618 lokasi.
Ada juga BAKTI AKSI merupakan program penyediaan layanan Internet menggunakan teknologi fiber optic, radio link dan VSAT.
Baca Juga: 10 Tahun Jokowi, 2.433 Km Jalan Tol dan 26 Bandara Baru Beres Dikerjakan
"BAKTI AKSI ini tersebar di layanan-layanan publik di seluruh Indonesia seperti sekolah, balai latihan kerja, Puskesmas, Kantor Desa, pos TNI, serta lokasi publik lainnya," tulis di halaman resminya.