Ia merupakan dosen tamu di Harvard's Kennedy School - Harvard University, teknolog, kriptogafer, pegiat keamanan komputer, anggota dewan EFF, dan Kepala Arsitektur Keamanan di Inrupt, Inc. Schneier terdaftar di laman resmi Harvard University dan sering dijuluki "Security Guru".
Bruce Schneier telah menulis banyak buku tentang keamanan komputer dan kriptografi. Dikutip dari Arstechnica, teknolog ini pernah berpendapat bahwa model AI dapat memungkinkan era baru mata-mata massal melalui artikel yang diunggah tahun lalu.

Kecerdasan buatan memungkinkan perusahaan dan pemerintah untuk mengotomatiskan proses analisis serta peringkasan data percakapan dalam jumlah besar. Itu pada dasarnya menurunkan hambatan terhadap aktivitas mata-mata yang saat ini memerlukan tenaga manusia.
Schneier mengatakan, metode mata-mata saat ini seperti penyadapan telepon atau pengawasan fisik, membutuhkan banyak tenaga kerja. Tetapi munculnya AI mengurangi kendala tersebut secara signifikan.
"Sistem AI generatif semakin mahir dalam meringkas percakapan yang panjang dan memilah-milah kumpulan data besar. Pengintaian ini tidak terbatas pada percakapan di ponsel atau komputer kita. Sama seperti kamera di mana-mana yang memicu pengawasan massal, mikrofon di mana-mana akan memicu pengintaian massal. Siri, Alexa, dan 'Hai, Google' sudah selalu mendengarkan," tulis Bruce Schneier.
Dosen di Harvard's Kennedy School itu menekankan bahwa AI harus dipayungi regulasi pemerintah yang ketat agar tidak berpotensi menjadi mata-masa massal.