Suara.com - Sebuah studi dilakukan Pusat Kebijakan Teknologi Universitas New York dan pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post, dikutip dari Endgadget, Rabu (9/10/2024), terhadap dampak AI.
Investigasi tersebut melibatkan seribu partisipan yang menonton iklan politik dari kandidat fiktif, dalam pemilihan umum AS mendatang pada November.
Beberapa iklan disertai dengan pernyataan sanggahan bahwa AI (Kecerdasan Buatan) digunakan dalam pembuatan iklan tersebut, sementara yang lain tidak memiliki pernyataan sanggahan.
Kehadiran pernyataan sanggahan dikaitkan dengan pemirsa yang menilai kandidat yang dipromosikan sebagai kurang dapat dipercaya dan kurang menarik.
Baca Juga: Gelar Arsitek Ridwan Kamil Dipertanyakan Karena Kasus Ini
Responden juga mengatakan bahwa mereka akan lebih cenderung menandai atau melaporkan iklan di media sosial jika berisi pernyataan sanggahan.
Peserta lebih cenderung mengungkapkan opini negatif tentang kandidat yang mensponsori iklan tersebut daripada kandidat yang diserang.
Para peneliti juga menemukan bahwa adanya pernyataan penyangkalan AI menyebabkan opini yang lebih buruk atau tidak berubah terlepas dari partai politik kandidat fiktif tersebut.
Para peneliti menguji dua pernyataan penyangkalan berbeda yang terinspirasi oleh dua persyaratan negara bagian yang berbeda untuk pengungkapan AI dalam iklan politik.
"Video ini telah dimanipulasi dengan cara teknis dan menggambarkan ucapan atau perilaku yang tidak terjadi," tulis teks yang terkait dengan hukum Michigan.
Baca Juga: TikTok Rilis Platform dengan Fitur AI, Hadirkan Otomatisasi Iklan
"Video ini dibuat secara keseluruhan atau sebagian dengan menggunakan kecerdasan buatan generative," tulis pernyataan penyangkalan lainnya didasarkan pada hukum Florida.
Meskipun pendekatan persyaratan Michigan lebih umum di antara hukum negara bagian, peserta studi mengatakan, mereka lebih suka melihat pernyataan penyangkalan yang lebih luas untuk semua jenis penggunaan AI.
Meskipun pernyataan penyangkalan ini dapat berperan dalam transparansi tentang keberadaan AI dalam sebuah iklan, pernyataan tersebut bukanlah jaminan yang sempurna.
Sebanyak 37 persen responden mengatakan mereka tidak ingat melihat bahasa apa pun tentang AI setelah menonton iklan tersebut.