Strategi Biznet Hadapi Pelanggan Wifi RT RW Net Ilegal

Dicky Prastya Suara.Com
Rabu, 02 Oktober 2024 | 16:02 WIB
Strategi Biznet Hadapi Pelanggan Wifi RT RW Net Ilegal
Konferensi pers Biznet di Jakarta pada Rabu (2/10/2024). [Suara.com/Dicky Prastya]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyedia layanan internet tetap atau fixed broadband, Biznet mengungkapkan sejumlah strateginya bagi pelanggan Wifi RT/RW Net ilegal yang merugikan para operator.

Untuk yang belum tahu, RT RW Net adalah jaringan internet lokal yang menyediakan layanan internet kepada pengguna di satu lokasi tertentu seperti kompleks perumahan maupun lingkungan terdekat.

Cara kerjanya, satu orang membeli layanan internet dari operator seluler dengan harga tertentu. Namun paket internet yang seharusnya hanya melayani satu rumah tetapi dibagikan ke pengguna lain di sekitar, yang mana mereka juga ikut biaya 'patungan' ke sang pembayar internet.

Senior Manager Marketing Biznet, Adrianto Sulistyo mengakui kalau RT RW Net memang pertumbuhannya cukup besar saat ini. Meski begitu, mereka pun sudah memiliki strategi untuk menekan pemakaian internet ilegal tersebut.

Baca Juga: Cara Donasi Kuota XL Axiata lewat Aplikasi myXL, Ditargetkan 200 Lembaga Pendidikan Akhir Tahun Ini

Menurutnya, Biznet kini menggunakan kebijakan fair usage play (FUP) yang membatasi kuota internet Wifi, dari yang sebelumnya unlimited. Ia menilai kalau ini bisa jadi salah satu strategi menekan pertumbuhan RT RW Net.

"Jadi kami sudah tidak memperlakukan unlimited lagi, tapi kami menerapkan kuota," kata Adrianto dalam acara Biznet 24th Anniversary yang digelar di Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Namun pembatasan kuota atau FUP ini diklaimnya juga cukup unik. Sebab mereka memberlakukan itu dari survei atas pemakaian kuota internet yang dipakai pelanggannya.

Dicontohkan dia, biasanya pengguna RT RW Net membeli paket internet sekitar 100 GB. Bedanya dengan pembeli biasa, mereka menggunakan layanan internet secara terus-menerus dan menelan banyak kuota.

Apabila kuota 100GB itu sudah habis, maka Biznet akan meminta pelanggannya untuk melakukan top-up demi mendapatkan kuota tambahan. 

Baca Juga: Wujudkan Domba "Monster" untuk Perburuan Trofi, Pria Ini Dipenjara Karena Rekayasa Genetika Ilegal

"Jadi misalkan saya punya RT RW Net, terus saya beli Biznet, terus saya pasang RT RW Net. Masa pelanggan yang Biznet at home biasa bayarnya Rp 250 ribu, saya (juga) bayar sama Rp 250 ribu, tapi saya dapet keuntungan lebih? Itu kan enggak fair," tuturnya.

"Nah itulah kita melakukan kuota itu, di mana kuota itu jika kuotanya habis, dia bisa melakukan top up," sambungnya lagi.

Adrianto berdalih kalau selama ini kuota yang diberikan Biznet sudah mencukupi pemakaian internet pelanggannya. Ia berdalih kalau kuota selama 1 bulan penggunaan justru masih ada sisa hingga 50 persen dari kuota yang disediakan Biznet.

"Nah ternyata memang di kuota yang ada itu enggak habis gitu sama mereka. Tapi begitu yang pemakaiannya itu buat RT RW Net, ya mereka abis, dan mereka melakukan top-up akhirnya," imbuhnya. 

"Dan dengan melakukan top-up itu akhirnya mereka jadi fair ya.  Kalau dia mau pakaiannya buat RT RW ya dia pakainya dapatnya kuota,"  kata dia lagi.

Kendati begitu Adrianto mengimbau ke semua pelanggan kalau RT RW Net adalah tindakan ilegal. Meskipun Biznet sudah memilki solusi untuk melawan, tetapi dia menegaskan ke pelanggan untuk tidak melakukannya.

Lebih lagi dia juga mengakui kalau Biznet kesulitan untuk memantau siapa pelanggannya yang menerapkan RT RW Net. Jadi mereka menerapkan FUP untuk membatasi layanan ilegal tersebut.

"Tapi di semua itu, kami juga selalu mengimbau pada semua pelanggan, dan jika ingin melakukan seperti itu, itu sangat tidak disarankan dan melanggar peraturan dari pemerintah," tegas dia.

"Karena kami juga enggak mungkin taruh setiap mata di setiap ujung perumahan gitu ya, bahwa ada yang pakai dan enggak gitu. Jadi kami pakai sistem itu untuk memonitornya," pungkasnya.

jamsut
Cara mengetahui San di wifi
1 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI