Pasar AI Diprediksi Capai Rp15 Ribu Triliun pada 2027, Pusat Data Berkembang

Kamis, 26 September 2024 | 15:47 WIB
Pasar AI Diprediksi Capai Rp15 Ribu Triliun pada 2027, Pusat Data Berkembang
Ilustrasi AI (Pexels/Tara Winstead)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan konsultan dan riset, Bain & Co, baru-baru ini mengungkap potensi pasar Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) pada beberapa tahun mendatang. Pasar AI, produksi chip, hingga pusat data diyakini bakal semakin berkembang di masa depan.

Menurut Bain & Company (Bain & Co), pasar global untuk produk terkait AI akan mencapai 990 miliar dolar AS atau Rp 15.020 triliun (kurs Rp 15.172).

Pertumbuhan sistem AI yang lebih besar membuat pusat data (Data Center) juga akan berkembang pesat. Global Technology Report dari Bain & Co mengungkap bahwa pasar AI dapat mencapai triliunan dolar AS di masa depan.

Tiga area peluang mencakup pusat data lebih besar, inisiatif AI perusahaan dan negara, serta efisiensi dan kemampuan perangkat lunak. Bain & Co menyebutkan, beban kerja AI dapat tumbuh 25 hingga 25 persen per tahun hingga 2027.

Baca Juga: Apa Kabar Pusat Data Nasional? Pasca Serangan Siber

Seiring dengan peningkatan skala AI, kebutuhan akan daya komputasi akan memperluas skala pusat data besar secara radikal selama lima hingga 10 tahun ke depan.

Ilustrasi AI. [Unsplash/Igor Omilaev]
Ilustrasi Artificial Intelligence atau AI. [Unsplash/Igor Omilaev]

"AI akan memacu pertumbuhan pusat data, dari 50–200 megawatt saat ini menjadi lebih dari satu gigawatt. Itu berarti bahwa jika pusat data besar menghabiskan biaya antara $1 miliar dan $4 miliar saat ini, biayanya bisa mencapai $1 miliar. Itu akan berkisar antara $10 miliar dan $25 miliar dalam lima tahun mendatang," tulis Bain & Co.

Mengutip NDTV, perubahan bakal mempunyai implikasi besar pada ekosistem yang mendukung pusat data termasuk rekayasa infrastruktur, produksi daya, dan pendinginan.

Model bahasa kecil, mirip dengan model bahasa besar yang mengarah pada penciptaan chatbot ChatGPT OpenAI, tetapi ringan dan efisien, dapat disukai oleh perusahaan dan negara di tengah kekhawatiran seputar biaya dan privasi data.

Pemerintah termasuk Kanada, Prancis, India, Jepang, dan Uni Emirat Arab sejuah ini sudah menghabiskan miliaran dolar AS (puluhan triliun rupiah) untuk mensubsidi AI yang berdaulat dan mandiri.

Baca Juga: iPhone 17 "Mencontek" Xiaomi? Teknologi 120Hz Sudah 5 Tahun Lebih Dulu Hadir di Redmi K30

Bain juga mengungkap bahwa lonjakan permintaan yang didorong oleh AI untuk unit pemrosesan grafis (GPU) dapat meningkatkan total permintaan untuk komponen hulu tertentu hingga 30 persen atau lebih pada tahun 2026.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI