Suara.com - Salah satu misteri di dunia yang belum terpecahkan adalah keberadaan Marree Man, lukisan manusia raksasa di pedalaman Australia. Berikut adalah ulasan mengenai misteri Marree Man.
Marree Man adalah gambar pria raksasa yang memiliki panjang mencapai 28 kilometer dan lebar 4,2 kilometer. Celah yang seperti parit di ukiran ini diketahui memiliki kedalaman 30 cm dan lebar 3.500 cm.
Gambar tersebut menyerupai seorang pemburu laki-laki yang membawa semacam tongkat atau bumerang di tangannya. Saking besarnya, ukiran raksasa ini dapat dilihat dari luar angkasa.
Sejarah Penemuan Marree Man
Mengutip laman Ancient Origins, Marree Man ditemukan pada 26 Juni 1998 oleh seorang pilot bernama Trevor Wright, saat terbang di antara Marree dan Coober Pedy. Pilot tersebut menemukan ukiran di sebuah dataran tinggi dengan garis-garis yang mulai memudar akibat pengaruh waktu.
Marree Man terletak di daerah tandus sekitar 60 kilometer di sebelah barat kota kecil bernama Marree yang berlokasi di Australia Selatan. Hanya sekitar 150 orang yang tinggal di kota ini.
Marree Man memiliki tinggi 4,2 kilometer dan perimeter 15 x 28 kilometer. Saat pertama kali ditemukan, kedalaman garis-garisnya mencapai 30 sentimeter dan lebar hingga 35 meter.
Para ahli memperkirakan geoglyph ini dibuat menggunakan buldoser, memakan waktu berminggu-minggu, namun tidak ada saksi yang melihat proses pembuatannya. Hanya ada satu jalur menuju lokasi, tetapi tidak ada jejak kaki atau bekas ban. Penyelidikan polisi pada waktu itu pun hasilnya nihil.
Pada tahun 2013, ukiran tersebut hampir tidak terlihat dalam gambar berwarna alami yang diambil oleh Operational Land Imager (OLI) di Satelit Landsat 8. Pada Agustus 2016, warga setempat yang khawatir garis-garis tersebut akan hilang, memutuskan untuk memulihkannya.
Dengan menggunakan koordinat GPS yang akurat seperti geoglif aslinya, mereka menggambar ulang Marree Man selama lima hari menggunakan grader konstruksi.
Baca Juga: Promotor Spill Tema Lukisan SBY di Pestapora 2024
Tim restorasi merancang geoglif baru agar lebih tahan lama daripada yang asli, dengan tujuan untuk menangkap air dan mendorong pertumbuhan vegetasi. Mereka berharap vegetasi tersebut akan membuat garis-garisnya terlihat hijau seiring berjalannya waktu.