Suara.com - Sedang menjadi sorotan atas kasus gratifikasi yang menyeret namanya dan Kaesang Pangarep, nama Erina Gudono kini muncul di lembaga pers kampus tempatnya melanjutkan studi, University of Pennsylvania.
Kemunculan nama Erina Gudono di lembaga pers University of Pennsylvania ini nampak dalam cuitan yang diunggah ke akun @dailypenn beberapa waktu lalu. Dalam cuitannya, akun ini menyematkan link berita terkait tingkah menantu Presiden Jokowi tersebut.
Dalam artikel disebutkan jika Erina Gudono menerima kritikan keras usai menerima beasiswa dari Penn's School of Social Policy & Practice. Dirinya dianggap memanfaatkan keistimewaannya untuk menerima beasiswa tersebut.
"Erina Gudono, menantu Presiden Indonesia, Joko Widodo menghadapi reaksi keras atas beasiswa yang diterimanya di Sekolah Kebijakan & Praktik Sosial Penn" tulis cuitan di akun tersebut.
Pada artikel yang diunggah oleh The Daily Pennsylvanian (DP), salah satu poin yang dibahas adalah tudingan adanya ketidakpekaan oleh Erina terhadap situasi politik yang memprihatinkan beberapa waktu belakangan.
"Kurangnya komentar Gudono tentang krisis yang sedang berlangsung terkait dengan putusan baru-baru ini oleh pengadilan tinggi Indonesia. Putusan itu menyatakan bahwa partai politik tidak akan diharuskan memiliki perwakilan minimal 20% untuk menerjunkan kandidat, yang melonggarkan persyaratan partisipasi politik," tulis DP.
"Kurang dari sehari kemudian, DPR Indonesia memperkenalkan mosi darurat untuk membatalkan perubahan ini, yang disambut dengan kritik dan kekhawatiran luas atas pemilihan lokal yang tidak terbantahkan," lanjut mereka.
Narasumber DP, Patricia Kusumaningtyas, lulusan dari Columbia University, memaparkan rasa prihatin terkait adanya gonjang-ganjing politik tersebut.
"Ada banyak protes, semua teman saya memprotes dan kemudian terkena gas air mata," kata narasumber kepada DP.
Baca Juga: Beda Gaya Selvi Ananda Vs Erina Gudono Nonton Konser, Jauh dari Kata Sederhana
"Tidak adil bahwa begitu banyak penindasan yang dipertahankan oleh pemerintahan Jokowi, dan Erina menjadi sangat tuli."