Korban Tren Chroming
1. Esra Haynes (13 tahun, Australia)
Salah satu korban dari tren ini adalah Esra Haynes, seorang remaja berusia 13 tahun dari Melbourne, Australia. Pada Maret 2023, Esra meninggal dunia setelah mengalami kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki akibat menghirup deodoran aerosol.
Terungkap bahwa Esra mengalami serangan jantung dan dirawat di rumah sakit selama seminggu sebelum meninggal dunia.
Orang tua Esra kini berupaya menyebarkan kesadaran tentang bahaya chroming agar tidak ada lagi korban jiwa. Mereka menyatakan bahwa Esra tidak akan mengikuti tren tersebut jika tahu risiko mematikannya.
2. Sarah Mescall (Irlandia)
Kasus serupa juga terjadi di Irlandia pada September 2023, ketika seorang remaja bernama Sarah Mescall meninggal dunia setelah diduga mengikuti tren chroming. Dia pingsan dan akhirnya meninggal setelah mengalami koma.
3. Anak laki-laki berusia 11 tahun di Inggris
Kasus lainnya terjadi pada Maret 2024, di mana seorang anak laki-laki berusia 11 tahun di Inggris meninggal dunia setelah mencoba tren ini dalam sebuah pesta bersama teman-temannya. Keluarganya berusaha agar TikTok ditutup untuk mencegah lebih banyak korban.
Selain kematian, beberapa korban berhasil selamat namun mengalami dampak kesehatan yang serius. Seorang anak perempuan berusia 12 tahun di Inggris harus dilarikan ke rumah sakit setelah menghirup lima hingga enam kaleng deodoran.
Baca Juga: Ikut Tren Berbahaya di Tiktok, Anak 12 Tahun Nyaris Kehilangan Nyawa gara-gara Deodoran
Meski akhirnya sembuh, ia mengalami berbagai gejala serius, seperti pusing, jantung berdebar, hingga muntah berkepanjangan.