Mengenal Praktik Penipuan Online,'Phishing' dan 'Smishing'

Kamis, 29 Agustus 2024 | 08:43 WIB
Mengenal Praktik Penipuan Online,'Phishing' dan 'Smishing'
Ilustrasi penipuan online (Twitter/@kgblgnunfaedh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Praktik penipuan secara daring atau online masih menjadi ancaman. Caranya pun beragam, dengan membobol rekening perbankan.

Anda mungkin pernah mendengar tentang penipuan 'phishing', di mana seorang penipu mengirimkan email palsu dengan tujuan mencoba mendapatkan uang atau data dari target.

Dikutip dari Unilad, email tersebut dapat dikenali dengan beberapa tanda yang jelas seperti tautan yang tampak mencurigakan atau nada mendesak yang memperingatkan tentang 'denda'.

Terkadang mereka bahkan dapat menyamar sebagai otoritas seperti polisi atau pemerintah daerah yang mengenakan 'denda' kepada orang-orang.

Baca Juga: Menlu Ungkap Adanya Peningkatan Pekerja Indonesia Direkrut Jadi Admin Judi Online dan Kasus Penipuan Online

Meskipun dapat dikenali, email phishing akan dengan sengaja menyebarkan jaring yang luas, mengirimkan pesan ke ribuan penerima atau lebih.

Hanya segelintir dari mereka yang perlu ditipu agar skema tersebut berhasil.

Setelah seseorang mengeklik tautan tersebut, penipu dapat memperoleh akses ke data rekening bank, informasi pribadi, dan detail orang lain, yang semuanya menguntungkan di pasar gelap.

Jadi itu phishing, tetapi bagaimana dengan 'smishing'?

Seperti yang tersirat dari namanya, secara garis besar, ini sama cakupannya dengan phishing, tetapi alih-alih melalui email, penipuan ini dilakukan melalui pesan teks.

Baca Juga: Bank BRI Minta Nasabah Tingkatkan Kewaspadaan pada Bahaya Penipuan Online

Dari sinilah namanya berasal, dengan 'sm' yang merujuk pada pesan SMS.

Salah satu contoh penipuan smishing saat ini tengah diamati oleh FBI dan memperlihatkan para penipu menyamar sebagai 'layanan tol' yang memberi tahu para pelancong yang tidak tahu bahwa mereka berutang uang.

Pengumuman layanan publik dari FBI menyertakan contoh teks penipuan, yang berbunyi: "Kami telah melihat jumlah tol yang belum dibayar sebesar $12,51 pada catatan Anda. Untuk menghindari biaya keterlambatan sebesar $50,00, kunjungi [alamat web palsu] untuk melunasi saldo Anda."

Pesan tersebut merupakan taktik psikologis klasik yang digunakan oleh penipuan smishing dan phishing.

Hal ini sering kali mencakup menyamar sebagai figur otoritas dan menciptakan rasa urgensi dengan memperingatkan hukuman lebih lanjut jika Anda tidak bereaksi.

Taktik lainnya bisa dengan berpura-pura menjadi jasa pengiriman, 'perangkap madu', atau dalam beberapa kasus bahkan berpura-pura menjadi anak seseorang yang mengatakan bahwa mereka 'kehilangan ponselnya'.

Mengingat kita sangat bergantung pada ponsel pintar dalam sebagian besar hidup kita, maka masuk akal juga untuk menargetkan mereka karena ponsel pintar tersebut penuh dengan data berharga tentang kita.

Untungnya, ada beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri sendiri, salah satunya adalah jika Anda tidak mengharapkan pesan teks tentang sesuatu, misalnya pengiriman, maka itu adalah penipuan.

Anda juga tidak boleh mengeklik tautan dalam pesan yang aneh, dan menghapus pesan yang mencurigakan.

Sebaiknya Anda juga selalu memperbarui sistem operasi yang Anda gunakan, dan menggunakan identifikasi multifaktor pada hal-hal yang sangat sensitif seperti bank, catatan kesehatan, atau akun media sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI