Suara.com - Red Dead Redemption merupakan salah satu game aksi petualangan dengan banyak penggemar di seluruh dunia. Laman resmi game kini mengonfirmasi bahwa RDR bakal tersedia di PC.
Sebagai informasi, Red Dead Redemption meluncur pertama kali pada Mei 2010 untuk Xbox 360 dan PlayStation 3. Game ini lantas tersedia di Xbox One, PlayStation 4 dan Nintendo Switch. Dua konsol yang terakhir tidak sampai Agustus 2023.
Meskipun Red Dead Redemption 2 sudah tersedia untuk Windows di Steam, bagian pertama dari seri yang populer ini masih belum dapat dimainkan di PC selain memakai emulator.
Hal ini kemungkinan akan segera berubah setelah seorang pengembang menemukan referensi Red Dead Redemption dalam kode sumber Rockstar Launcher.
Baca Juga: Pembagian Grup FFWS SEA 2024 Fall, Turnamen eSports FF Tertinggi di Asia Tenggara
"Rasakan petualangan barat epik yang mendefinisikan sebuah generasi — kini di PC untuk pertama kalinya," bunyi keterangan pada laman resmi game di PlayStation Store.
Baris teks langsung dihapus dalam beberapa jam usai bocor ke publik. Tetapi ini menunjukkan bahwa Rockstar Games sudah menyiapkan teks pemasaran untuk Red Dead Redemption versi PC.
Jika Rockstar Games melanjutkan dengan cara yang sama seperti port tahun lalu untuk PlayStation 4, game tersebut dapat dirilis seharga $49,99 dan tidak menerima perubahan atau pembaruan besar apa pun.
Dikutip dari Notebookcheck, versi yang lebih baru sudah menyertakan ekspansi zombie populer Undead Nightmare. Konten edisi "Game of the Year" juga disertakan, termasuk karakter dan lokasi tambahan untuk mode multipemain. Belum diketahui apakah versi PC akan menerima dukungan untuk monitor ultra-wide atau tidak.
RDR sendiri merupakan penerus game Red Dead Revolver yang rilis pada 2004. Itu adalah permainan kedua dalam seri Red Dead.
Baca Juga: Bukan Cuma Dyrroth! 5 Hero Fighter Ini Punya Skillset yang Bikin Lawan Kalah Total
Red Dead Redemption berlatar tahun 1911 dan mengikuti perjalanan John Marston, seorang mantan penjahat yang istri dan anaknya disandera oleh pemerintah. Tak punya pilihan, Marston pun memulai perjalanan menangkap tiga anggota bekas kelompoknya.