Suara.com - Jari-jemari Yanto (36 tahun) sibuk menari di atas layar telepon seluler (Ponsel) Android miliknya saat berada di salah satu kedai kopi di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Matanya fokus menatap layar ponsel sembari mengotak-atik sebuah aplikasi "Pelni Mobile", aplikasi terkait semua layanan tentang PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Persero.
Yanto sepertinya sudah mahir mengoperasikan aplikasi itu sehingga tidak terlihat canggung sama sekali.
Kala itu ia tengah mencari jadwal keberangkatan kapal Pelni menuju ke Tambelan, pulau terluar di Kabupaten Bintan, Kepri, yang berjarak kurang lebih 390 kilometer dari pusat pemerintahan setempat.
Yanto memang kerap bolak-balik Tanjungpinang-Tambelan untuk urusan pekerjaan. Ia biasa menggunakan kapal perintis yang dioperasikan oleh PT Pelni Cabang Kota Tanjungpinang. Akses ke Pulau Tambelan cuma mengandalkan transportasi laut dan udara, itu pun tak rutin berangkat setiap hari.
Setelah mencoba login (masuk) menggunakan surel atau email yang sudah terdaftar sebelumnya, Yanto langsung terhubung dengan aplikasi Pelni Mobile lengkap dengan menu-menu andalannya.
Lantas, ia mengklik menu pemesanan tiket dan memasukkan rute keberangkatan pelabuhan asal Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang menuju Pelabuhan Tambelan.
Tak lama, muncul di pencarian daftar kapal Pelni yang tersedia dengan nama armada kapal lengkap biayanya. Salah satunya, tertera jadwal keberangkatan kapal perintis KM Sabuk Nusantara 48 tujuan Tanjungpinang-Tambelan untuk tanggal 5 Agustus 2024, pukul 15.00 WIB.
Tanpa berpikir panjang, karyawan swasta itu langsung bergegas memesan tiket elektronik (e-tiket) di aplikasi itu untuk kelas ekonomi seharga Rp42 ribu per penumpang.
Baca Juga: Andalan Player Jago di Mobile Legends, Hero Jungler Ini Justru Tak Berdaya Lawan Dyrroth
Setelah itu, Yanto diminta memasukkan nama, email, nomor handphone, dan alamat, lalu data diri meliputi nama, NIK KTP, dan alamat. Kemudian melanjutkan pembayaran e-tiket lewat mobile banking BNI.