Suara.com - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) kembali menggelar rangkaian pelatihan peningkatan kompetensi digital bagi para penyandang disabilitas.
Selain pelatihan Pesantren Disabilitas, XL Axiata juga telah menyiapkan pelatihan untuk mempersiapkan penyandang disabilitas memasuki dunia kerja.
Bahkan, pada September 2024 mendatang, kantor operator telekomunikasi ini akan membuka program magang kerja bagi penyandang disabilitas.
Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O Baasir, melihat masih banyak dari para disabilitas ini belum memiliki dukungan yang cukup untuk dapat meningkatkan dan memiliki kompetensi yang memadai.
"XL Axiata berkomitmen menjalankan berbagai program yang sejalan dengan prinsip SDG’s (Social Development Goals), secara khusus yang terkait dengan pendidikan berkualitas, menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata, serta meningkatkan kesempatan belajar bagi semua orang,” ungkapnya dalam keterangan resminya, Rabu (24/7/2024).
Dia menambahkan, untuk menyukseskan program magang, manajemen perusahaan juga secara khusus akan menyiapkan lingkungan kerja yang inklusif bagi peserta magang penyandang disabilitas.

Sebuah pelatihan juga akan segera dilaksanakan untuk melatih karyawan agar mampu berinteraksi secara benar dengan rekan-rekan penyandang disabilitas yang sedang magang.
Dalam training ini, antara lain akan diajarkan mengenai etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas.
Mengangkat tema “Filantropi Digital Bagi Disabilitas”, Program Pesantren Disabilitas digelar di Bandung, 20-21 Juli 2024.
Pelaksanaan program ini berlokasi di Rumah Quran Isyaroh, Bandung.
Tercatat sebanyak 38 peserta yang terdiri dari pengajar dan santri disabilitas tuli mengikuti pelatihan dengan materi mengenai produksi konten digital audiovisual, komunikasi publik berbasis digital, dan literasi digital filantropi.
Baca Juga: Dear Warga Jakarta: Pemprov DKI Guyur Banyak Bansos hingga 31 Juli, Cek Rekening Sekarang!
Pengajar berasal dari para mitra kolaborasi yang berasal dari komunitas lokal serta para profesional seperti Yayasan Benihbaik, Komunitas Bloggercrony, AnakBrand Agency.
Keterampilan literasi siswa penyandang disabilitas tuli ini sangat dipengaruhi oleh pola pembelajaran yang digunakan, seperti pola interaksi dengan teman di sekolah, bagaimana menanggapi, hingga kepekaan terhadap sarana pembelajaran yang ada.