Suara.com - Jutaan pengguna laptop dan PC Windows mengeluhkan masalah Blue Screen di perangkat. Usai insiden Blue Screen massal, saham Microsoft dan CrowdStrike langsung turun.
Penurunan saham Microsoft tak terlalu parah, namun saham Crowdstrike Holdings anjlok hingga 11,10 persen dalam sehari. Pada Sabtu (20/07/2024), saham CrowdStrike merosot 11,10 persen menjadi USD 304,96. Saham Microsoft juga turun 0,74 persen menjadi USD 437,11 di rentang waktu yang sama.
Sebagai informasi, insiden laptop Blue Screen massal berlangsung pada 19 Juli 2024. Microsoft, Microsoft Down, Crowdstrike, dan Windows bahkan menempati trending topik global di X selama dua hari terakhir.
Sebagian besar pengguna Windows yang terdampak Blue Screen berasal dari Amerika Serikat, India, dan Australia. Meski begitu, tak sedikit pengguna dari Asia yang mengaku mengalami masalah pada laptop Windows-nya.
Ribuan jadwal penerbangan di seluruh dunia kabarnya juga terganggu akibat update anyar dari CrowdStrike yang diduga bermasalah. Perlu diketahui, CrowdStrike menyediakan software antivirus kepada Microsoft untuk perangkat Windows-nya.
Selain itu, banyak perusahaan industri global mulai perbankan, ritel, hingga layanan kesehatan menggunakan software perusahaan tersebut untuk melindungi dari pelanggaran dan peretas.
Di media sosial, jutaan pengguna mengeluhkan masalah "Blue Screen of Death" (BSOD) pada laptop Windows-nya. Dikutip dari USA Today, saat perdagangan di New York dibuka, sebagian besar perusahaan mulai beroperasi lagi tetapi masih mengejar ketertinggalan.
Saham Crowdstrike ditutup turun 11,10 persen pada USD 304,96. Analis memperkirakan penghentian operasi akan menghabiskan banyak biaya perusahaan untuk memperbaiki dan memulihkan kepercayaan dengan pelanggannya. Itu adalah penutupan terendah untuk saham CrowdStrike sejak 2 Mei.
"Gangguan TI global yang memengaruhi perangkat lunak Windows menyebabkan gangguan sementara pada sektor-sektor tertentu termasuk perjalanan dan perawatan kesehatan. Tetapi sementara keadaan masih sangat tidak pasti, kami belum dapat mengantisipasi dampak besar pada pasar keuangan atau ekonomi makro pada tahap ini," kata Jennifer McKeown, kepala ekonom global di firma riset Capital Economics.
Baca Juga: Bawa RTX 4060, Laptop Gaming Redmi G Pro 2024 Dibanderol Miring
Analis memperkirakan bahwa CrowdStrike harus membayar mahal untuk membersihkan gangguan yang ditimbulkannya. Saham perusahaan teknologi pesaing CrowdStrike diketahui naik hingga 6 persen dalam perdagangan pra-sesi.