Bahaya Ngecas Ponsel di Bandara! Data Pribadimu Bisa Raib

Jum'at, 12 Juli 2024 | 09:23 WIB
Bahaya Ngecas Ponsel di Bandara! Data Pribadimu Bisa Raib
ilustrasi mengisi daya ponsel (pexels/Steve Johnson)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mengisi batrai pada ponsel menjadi hal yang lumrah dilakukan oleh setiap orang. Termasuk di Bandara saat transit maupun menunggu jadwal penerbangan.

Namun demikian, seorang pakar keamanan rupanya memberikan peringatan dini kepada para wisatawan atau masyarakat yang melakukan perjalanan agar tidak mengisi daya ponsel mereka di bandara.

Menyadur dari Unilad, ketergantungan terhadap ponsel pada penerbangan memang sudah menjadi hal yang lumrah.

Apalagi banyak orang yang memiliki boarding pass di ponselnya saat ini. Maka sangatlah wajar jika banyak orang untuk mengisi batrai ponsel mereka di bandara.

Baca Juga: 31 Kloter Jemaah Haji Indonesia Kembali ke Tanah Air via Bandara Soekarno-Hatta

Namun, meskipun stasiun pengisian daya yang terdapat di hampir setiap bandara saat ini mungkin tampak nyaman, seorang pakar keamanan memperingatkan hal tersebut.

Tahun lalu, Biro Investigasi Federal (FBI) mengeluarkan peringatan untuk tidak menggunakan stasiun pengisian daya telepon umum, termasuk yang terdapat di bandara.

“Hindari penggunaan stasiun pengisian daya gratis di bandara, hotel, atau pusat perbelanjaan,” demikian peringatan di situs FBI.

Jae Ro, dari produsen adaptor steker SIGNAL + POWER, kini telah berbicara tentang masalah yang sama.

Meskipun stasiun pengisian daya ini sederhana dan mudah digunakan, Jae memperingatkan 'kenyamanan disertai dengan risiko keamanan yang besar'.

Baca Juga: Crosser Astra Honda Petik Poin Perdana di MXGP Lombok

“Port ini dapat dirusak untuk menginstal perangkat lunak berbahaya (malware) pada perangkat Anda,” katanya Jae Ro.

"Malware ini dapat mengintai tanpa terdeteksi, diam-diam mencuri informasi sensitif seperti kata sandi dan detail perbankan."

Teknik yang digunakan oleh peretas yang dikenal sebagai juice jacking'adalah alasan lain mengapa orang tidak ingin menghubungkan ponselnya ke stasiun pengisian daya di bandara.

Diketahui, kasus ini melibatkan malware yang diinstal melalui port USB rusak yang mengunci perangkat kita atau bahkan mengekspor semua data pribadi dan kata sandi langsung ke pelakunya.

Sebab, aliran daya dan data pada smartphone melewati kabel yang sama, memungkinkan peretas mengambil kendali atas informasi pribadi pemilik ponsel.

“Setelah terinfeksi, ponsel Anda menjadi rentan tidak hanya di bandara, tapi ke mana pun Anda membawanya,” kata Jae.

Selain itu, mengisi daya ponsel di bandara dapat menyebabkan paparan data yang tidak disengaja. Dan meskipun stasiun pengisian daya belum dirusak, perangkat ponsel tetap berisiko.

“Stasiun pengisian daya dapat mentransfer data dan daya. Meskipun ponsel meminta pengguna untuk memilih antara mode 'Hanya mengisi daya' dan 'Transfer file', perlindungan ini sering kali diabaikan oleh stasiun pengisian daya," ujarnya.

Akibatnya, perangkat kita rentan terhadap intersepsi atau eksploitasi data. Data yang dicuri ini nantinya dapat digunakan untuk pencurian identitas atau dijual di web gelap.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI