Suara.com - Aksi peretasan pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) masih menyita perhatian publik hingga kini. Pakar telematika Roy Suryo mengungkap beberapa risiko apabila data di PDN bocor ke publik.
Menurut Roy Suryo, data pada PDN yang bocor dan jatuh ke orang tak bertanggung jawab bisa berakibat fatal bagi publik. Terdapat risiko terkait kacaunya data hingga hilangnya uang nasabah di bank. Beberapa cuplikan video terkait 'aib' Kominfo viral di TikTok dan Instagram dalam beberapa hari terakhir.
Sebagian pakar yang buka suara termasuk Roy Suryo (pakar telematika sekaligus mantan politikus Partai Demokrat) serta Teguh Aprianto (pendiri Ethical Hacker Indonesia).
Meski hadir pada podcast berbeda, kedua orang tersebut setuju apabila serangan ransomware ke PDNS disebabkan oleh "human error" atau kesalahan manusia.
Baca Juga: Waduh! Pakar Sebut Hacker Bisa Retas Kata Sandi Medsos Kurang dari 60 Detik, Ini Penyebabnya
Salah satu orang yang berwenang diduga mengakses situs tertentu sehingga hacker mudah masuk ke dalam sistem utama. Meski hacker sudah memberikan kunci peretasan ke Kominfo, namun terdapat kemungkinan apabila data sudah di-copy serta tersebar di dark web.
Menurut Roy Suryo, salah satu risiko apabila PDN bocor adalah kacaunya data di sekolah. "Saya nggak menakut-nakuti. Jangan dianggap saya menebar hoaks ya. Karena ini fakta, iya (untuk edukasi). Nanti data itu satu per satu kita merasakan. Misalnya, sekarang sudah mulai. Penerimaan siswa baru, orang mulai kacau karena datanya nggak ada. Jarak sekolah crowded, jadi tidak valid lagi. Nilai-nilai siswa nggak muncul. Padahal memang itu semua ada pada data yang diretas," kata Roy Suryo dikutip pada kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP, Kamis (11/07/2024).
Selain data untuk sekolah, data BPJS kemungkinan kacau jika PDN bocor. Itu akan sangat merepotkan bagi orang yang ingin berobat. "Nanti misalnya, kita mau menggunakan BPJS Kesehatan. Kita dalam posisi sakit, ternyata kartu kita tidak dikenal. Data BPJS kita hilang," ungkap Roy Suryo.
Risiko terberat adalah hilangnya uang nasabah di bank. Kasus ini juga pernah terjadi pada salah satu bank syariah beberapa waktu lalu.
"Belum lagi kalau nanti duit kita hilang. Lah itu bisa, kalau kita simpan di bank pemerintah. Apabila bank pemerintah nanti masuk ke dalam sistem ini. Ya kayak yang terjadi di bank syariah beberapa waktu lalu. Nasabahnya kaget, uangnya nggak ada. Saya ini mewanti-wanti gini bukan berarti, khawatirnya masyarakat nge-rush gitu ya. Karena itu (mungkin) akan bisa terjadi. Orang mau ngurus kenaikan pangkat, repot, ternyata sejarah dia hilang. Datanya nggak ada," jelas Roy Suryo.
Baca Juga: Teguh Aprianto