Suara.com - Konsultan Keamanan Siber Teguh Aprianto mengungkapkan kebocoran dari Pusat Data Nasional (PDN) akan merugikan masyarakat Indonesia.
Salah satunya adalah kejahatan penipuan perbankan. Hal itu ia ungkapkan saat diundang podcast Deddy Corbuzier yang diunggah di YouTube.
"Kerugiannya banyak, deket dengan sehari-hari kita deh, penipuan, penyalahgunaan identitas," ujarnya dikutip pada Kamis (11/7/2024).
Menurutnya kebocoran identitas sudah terjadi lima tahun terakhir.
Baca Juga: Usai BAIS Diobok-obok Hacker, Panglima TNI Buka Peluang Rekrut Ahli IT dari Sipil
"Lo bandingin lima tahun silam dengan sekarang. Lima tahun silam lo ditelepon orang asing dia enggak tahu elo siapa," ujarnya.
"Sekarang dia sudah tahu, dengan nyebutin nama kita. Jadi serangan itu sekarang tertarget bukan lagi random," jelasnya.
Namun demikian, ia mengaku baru saja melakukan investigasi kasus penipuan yang berhubungan dengan kebocoran data pribadi.
"Baru-baru ini gue lakukan investigasi kasus penipuan pakai aplikasi kurir, aplikasi android. Itu mengincar salah satu bank BUMN. Pelaku ini mengirim aplikasi ke korban hanya butuh akses OTPnya yang dikirim ke SMS," ucapnya.
"Ketika aplikasi itu di instal, korban tidak sampai lima menit hilang uang 95 juta," jelasnya.
Baca Juga: Waduh! Pakar Sebut Hacker Bisa Retas Kata Sandi Medsos Kurang dari 60 Detik, Ini Penyebabnya
Ia pun mempelajari saat setelah hacker mendapatkan identitas maka bisa saja masuk dan mengusai rekening bank seseorang.
"Kenapa bisa? Gue pelajarin sistem digital banking itu, jadi bisa reset akun, dan hanya butuh nama ibu kandung, tanggal lahir, nomor rekening. Mereka punya semua, darimana datanya? ya salah satunya dari kebocoran data seperti PDN," ucapnya.
"Nama, nomor hp, alamat, bahkan username instagram bisa didapat. Hukuman penipuan ini hanya 1 tahun penjara," ujar Teguh Aprianto.