Suara.com - Gempa Pangandaran, yang titik pusatnya berlokasi di laut, terjadi pada Minggu malam sekitar pukul 23.06 WIB. Lindu ini disebabkan oleh aktivitas lempeng Indo-Australia dan tidak menyebabkan tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi Pangandaran berkekuatan 5,1 dan berpusat di laut pada kedalaman 10 kilometer.
Titik pusat gempat berada di koordinat 9.68 lintang selatan dan 107.41 bujur timur, atau sekitar 250 kilometer barat daya Kabupaten Pangandaran.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkap gempa Pangandaran itu dipicu oleh aktivitas lempeng Indo-Australia yang menujam ke bawah Lempeng Eurasia.
Baca Juga: Video Tsunami di Laut Selatan Pangandaran, Fakta atau Hoax?
"Berjenis gempa bumi dangkal dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," kata dalam keterangan di Jakarta, Senin pagi.
Meski demikian, ia memastikan, gempa yang memiliki parameter terkini dengan magnitudo 5,0 tersebut tidak menimbulkan potensi tsunami.
Meski demikian guncangan gempa dirasakan beberapa saat di daerah Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat dengan skala intensitas II-III MMI. Kemudian Cibalong dan Cikelet, Kabupaten Garut dengan skala intensitas II MMI.
Sampai dengan Senin pagi ini tidak ada laporan dampak kerusakan akibat gempa bumi kepada BMKG.
Tapi masyarakat diimbau supaya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sampai hasil analisa peristiwa menyeluruh dilaporkan oleh BMKG.
Baca Juga: Penyebab Gempa 5,5 di Pangandaran, Begini Penjelasan BMKG
Hasil analisa tersebut biasa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring InfoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.