Menkominfo Akui Karyawan Kominfo Ikutan Main Judi Online
Menkominfo Budi Arie Setiadi mengakui kalau pegawainya di Kementerian Kominfo juga terlibat jadi pemain judi online.
Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengakui kalau pegawainya di Kementerian Kominfo juga terlibat jadi pemain judi online.
"Jumlahnya ada, di Kominfo sendiri. Nanti kami umumkan," kata Budi Arie, dikutip dari siaran pers Kominfo, Kamis (27/6/2024).
Tak hanya pegawai kementerian, ia juga mengungkapkan kalau korban judi online sudah merambah ke profesi wartawan. Bahkan jumlahnya pun tak sedikit, yakni 164 orang.
Maka dari itu, dia meminta publik untuk saling menjaga dan saling mengingatkan demi memberantas judi online di Indonesia.
Baca Juga: Viral Warkop Indonesia di Kamboja Diduga Dekat Markas Judi: Logo Halal Jadi Sorotan
"164 wartawan bukan jumlah yang sedikit, tolong ingatkan. Tolong lebih diingatkan lagi ya karena ini korban (dari kalangan) kita semua," lanjutnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan rapat koordinasi merupakan pertemuan kedua Satuan Tugas Pemberantasan Judi Daring.
“Ini langkah kedua dalam kegiatan pemberantasan judi online. Pertama, sudah diinisiasi oleh Bapak Menkopolhukam dari sisi penindakan dan pencegahan, sedangkan saya sebagai Menko PMK dari posisinya sebagai Wakil Ketua adalah dari sisi rehabilitasi, dan tentu saja dari sisi pencegahan," paparnya.
Sebagai Wakil Ketua Satgas Pemberantasan Judi Daring, Menko Muhadjir Effendy menilai masalah judi online sudah sangat meresahkan.
“Sebab semua kalangan bermain mulai dari tingkat bawah hingga atas,” ungkapnya.
Baca Juga: Lawan Kamuflase Judi Online, Komdigi Rekrut Pasukan Gamers
Oleh karena itu, Muhadjir mengajak komponen strategis di dalam masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan dan penindakan terhadap praktik judi online yang sudah sangat meresahkan dan membahayakan untuk keutuhan bangsa.
“Selesai rakor akan ada sosialisasi materi judi online untuk tokoh masyarakat, organisasi keagamaan serta sosial yang ada di Indonesia. Kita ajak untuk memberikan saran atau masukan, termasuk juga list atau tanggapan bagaimana kita bisa memberikan edukasi serta sosialisasi ke masyarakat,” tandasnya.