Hukum Memelihara Khodam dalam Islam, Begini Pendapat Gus Baha dan UAH

Rabu, 26 Juni 2024 | 19:39 WIB
Hukum Memelihara Khodam dalam Islam, Begini Pendapat Gus Baha dan UAH
Ilustrasi Khodam. (Pixabay.com/Kellepics)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cek Khodam baru-baru ini viral menjadi sorotan di TikTok dan Instagram. Berikut terdapat penjelasan mengenai hukum memelihara Khodam dalam Islam menurut para ulama.

Sejumlah ulama termasuk Gus Baha, Ustaz Adi Hidayat, hingga Buya Yahya pernah membahas terkait hukum memelihara, mempunyai, serta percaya terhadap Khodam dalam Islam. Sebagian besar ulama tersebut berpendapat bahwa berhubungan dengan Khodam atau jin sangat berbahaya. Apabila percaya dengan ramalan Khodam, itu masuk kategori syirik. 

Bahkan Khodam dikhawatirkan bisa menjerumuskan manusia dalam kesesatan. Perlu diketahui, terdapat banyak jenis jin. Salah satu yang bertugas mendampingi manusia disebut Jin Qarin. Ada pula jin yang berperan membantu manusia, yaitu Jin Khodam.

Secara istilah, Khodam berasal dari kata bahasa Arab 'Khodim' yang berarti membantu. Jin Khodam biasanya berasal dari Jin Qarin dan golongan jin murni. Menurut K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, berhubungan dengan Khodam sangat merepotkan dan berisiko tersesat.

Baca Juga: Isu Mualaf Dokter Richard Lee, Benarkah Demi Cari Pamor?

"Mimpin jin itu repot, makanya kyai berpesan meskipun kamu alim tapi tapi kalau punya Khodam jin mending jangan! Karena biar bagaimanapun jin itu tetap curang. Ojo, jin itu tetap ngakali (Jangan, jin itu bisa menipu manusia)," kata Gus Baha.

Ilustrasi hantu. [Pixabay]
Ilustrasi jin atau hantu. [Pixabay]

Ulama kharismatik asal Rembang tersebut mengungkap bahwa kita jangan bangga apabila berhubungan dengan Khodam. "Menurut orang kuno, kalau bapaknya tidak kuat, anaknya juga tidak kuat. Lho saya ini kan anaknya kyai, cucunya kyai, betul, ngerti betul alam jin. Kamu belum pernah kan salat dimakmumi jin? Saya berulang kali. Dulu pesan bapak saya, jangan senang atau bangga mimpin jin," pungkas Gus Baha.

Manusia Harus Menghindari Jin

Ustaz Adi Hidayat (UAH) mempunyai pandangan hampir mirip. Menurutnya, manusia harus menghindari jin. "Banyak orang sekarang mencoba berhubungan dengan jin. Itu sudah dituliskan di Alquran. Tugas kita hanya menghindarinya saja. Lihat Quran Surat 72, Al-Jinn, ayat 6. Ada sekelompok manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin. Namun jin justru menjadikan mereka (manusia) bertambah sengsara dan sesat. Ingat betul ya, kalau ada orang meminta bantuan kepada jin, awas! Kata Quran, jin itu tidak memberikan solusi, hanya mengundang masalah," kata Ustaz Adi Hidayat dikutip dari kanal YouTube Masjid As Salam.

Berdasarkan penjelasan UAH, manusia dan jin hidup di alam berbeda sehingga mereka tak seharusnya saling berhubungan.

Baca Juga: Viral! Tawuran Pelajar Berujung Aksi Berbahaya, Gelantungan di Angkot Sambil Bawa Sajam

"Di Quran, jin dan 'ins' disebutkan setidaknya 18 kali. Dan selalu berpasangan. Mengapa Allah selalu menyebutkan mereka bersama-sama? Salah satunya ingin menjelaskan bahwa alamnya beda, sifatnya beda. Jadi tidak bisa, Anda mengundang jin dari alam beda untuk menyelesaikan masalah Anda. Itu bisa menjadi masalah nantinya," ungkap Ustaz Adi Hidayat menambahkan.

Buya Yahya juga pernah menjawab terkait pertanyaan memelihara dan berteman Khodam Muslim. "Manusia bingung kalau tidak punya kawan sesama manusia, itu orang bingung. Kawan aja dari jin, orang bingung itu. Santri di pondok baca Surat Al-Jinn, katanya ingin punya teman jin. Innalillahi, ini orang bingung. Kawan itu manusia. Kalau ingin ibadahmu kuat, cari istri yang benar, pasangan yang benar, jangan berurusan dengan jin!" ungkap Buya Yahya dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV.

Pemilik Pondok Pesantren Al-Bahjah tersebut juga menjelaskan bahwa syarat berteman dengan Khodam atau jin sangat berat. Orang tersebut harus paham betul syariat dan 'alim. Orang biasa dikhawatirkan akan terjerumus.

"Ada ulama dulu mengatakan, boleh, seandainya kamu berurusan dengan jin. Tapi syaratnya apa? Dia harus seorang 'alim dan tahu benar tentang syari'at, kalau mau dibohongi jin dia tahu. Kalau dia bukan 'alim, dia tertipu, jadi dukun dia. Kiai dukun. Nah ini bahaya. Nggak ada urusan dengan jin, ini berbahaya sekali," pungkas Buya Yahya.

Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya M Febriyanto Firman Wijaya juga menanggapi fenomena cek Khodam yang viral. Dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Riyan menjelaskan istilah Khodam lebih dikenal dalam konteks mistis dan spiritual, digambarkan sebagai jin pembantu manusia.

Menurutnya, percaya dengan Khodam bertentangan dengan akidah tauhid. Terkait hukum ramalan Khodam dalam Islam, itu bisa dikategorikan sebagai syirik.

Islam mengajarkan bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui segala sesuatu, termasuk masa depan. Ramalan khodam yang seolah-olah mengetahui masa depan adalah bentuk kesyirikan,”tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI