Suara.com - Apple merupakan salah satu perusahaan teknologi raksasa di dunia. Setelah bertahun-tahun menciptakan banyak perangkat dan terobosan, tak heran jika muncul mitos yang beredar tentang Apple.
Berikut ini lima mitos paling umum yang beredar mengenai Apple:
1. Mac tidak bisa tertular virus
Salah satu nilai jual terbesar Apple untuk Mac OS X adalah penghalangnya terhadap virus dan malware lainnya. Namun, tidak ada sistem operasi yang sempurna dalam menghindari malware, termasuk Mac OS X yang berlapis besi.
Baca Juga: Sering Dapat Spam Aplikasi dan Khawatir dengan Keamanan Data Anda? Ini Solusinya
Perbedaannya terletak pada seberapa banyak dan jenis malware apa yang memengaruhi Mac. Pertama, tidak banyak malware yang dirancang untuk Mac OS X. Pengembang malware biasanya berupaya menjangkau khalayak sebanyak mungkin,dan Mac OS X bukanlah target utama.
Ada banyak alasan yang menyebabkan hal ini, antara lain sebagai berikut:
- PC yang mampu menjalankan Microsoft Windows masih menguasai hampir 90 persen pangsa pasar triwulanan untuk penjualan komputer baru dari vendor AS.
- Microsoft Windows didukung pada berbagai perangkat keras PC murah.
- Versi Windows yang dioptimalkan server berjalan di ribuan server jaringan di seluruh dunia, sementara Mac jarang digunakan sebagai server.
Kedua, jenis malware yang memengaruhi Mac tidak terlalu bergantung pada kerentanan OS dan lebih bergantung pada mudah tertipunya pengguna.
Cara terbaik untuk melindungi diri dari ancaman malware di Mac adalah dengan selalu memperbarui sistem.
2. Apple menggunakan iPhone untuk melacak pengguna
Baca Juga: 4 Alasan untuk Tidak Menginstal iOS 18 di iPhone
Pada April 2011, berita menyebutkan bahwa Apple melacak pengguna perangkat selulernya tanpa sepengetahuan mereka. Rumor tersebut berasal dari laporan asli peneliti teknologi Pete Warden dan Alasdair Allan, yang diposting di situs Github.com milik Warden.
Warden dan Allan menjelaskan bahwa mereka menemukan file tersembunyi di Apple iOS setelah pembaruan iOS 4 pada Juni 2010. Keduanya juga melaporkan bahwa mereka tidak dapat menemukan kode pelacakan serupa di OS seluler Android.
Siklus berita berlanjut selama berhari-hari tanpa tanggapan resmi dari Apple, yang menyebabkan rumor tersebut menyebar di Internet dan penyelidikan hukum dari Kongres AS meminta Apple untuk menjelaskan rencananya dan menjawab pertanyaan tentang hal tersebut.
Kemudian pada 27 April, Apple akhirnya merilis pernyataan untuk menjawab klaim tersebut. Dalam pernyataannya, Apple membantah pihaknya melacak penggunanya dan menyatakan bahwa data yang dikumpulkan adalah informasi anonim dan terenkripsi tentang menara seluler dan hot spot WiFi yang dideteksi iPhone.
Apple menambahkan bahwa perusahaan menggunakan data tersebut untuk mengembangkan database crowd-source.
3. Apple membenci Flash
Flash adalah format file media berpemilik yang dibuat menggunakan perangkat lunak Adobe Flash. Untuk melihat konten Flash, browser web pengguna arus menyertakan plug-in yang disediakan oleh Adobe. Flash didukung di sebagian besar browser, namun tidak tersedia di perangkat Apple iOS apa pun, termasuk iPad, iPhone, atau iPod touch.
Mitos di balik keputusan Apple adalah bahwa perusahaan tersebut membenci Flash. Ini dimulai ketika Apple merilis iPhone pertamanya tanpa dukungan Flash. Pembaruan yang sedang berlangsung pada platform Apple iOS menandakan bahwa Apple tidak berniat mendukung Flash di perangkat selulernya.
Pada April 2010, salah satu pendiri dan CEO Steve Jobs menerbitkan pernyataan "Thoughts on Flash" sebagai tanggapan resmi terhadap kritik publik. Hal ini menjelaskan mengapa Apple memilih untuk tidak mendukung Flash di Apple iOS.
Jobs menyatakan bahwa meskipun produknya tertutup dan bersifat eksklusif, Apple merasa bahwa standar web harus terbuka. Ini berarti mendukung standar seperti HTML5, CSS dan JavaScript dan menghindari teknologi eksklusif Flash.
Singkatnya, meskipun Apple jelas tidak ingin mendukung Flash di Apple iOS, alasannya lebih berasal dari keputusan bisnis dan bukan pendapat pribadi.
4. Mac bekerja lebih baik dengan aksesori Apple
Jika pengguna mengunjungi toko ritel Apple, pengguna pasti akan memperhatikan bagaimana setiap komponen yang dijual dirancang agar terlihat serasi.
Meskipun mencocokkan periferal dan aksesori mungkin membantu pengguna merasa nyaman dengan pembelian tersebut, jangan percaya dengan mitos bahwa Mac bekerja lebih baik jika dipasangkan dengan aksesori Apple.
Jika aksesori menggunakan USB, WiFi, atau Bluetooth, pengguna memiliki banyak opsi non-Apple di pasaran karena ini adalah cara standar industri untuk menyambungkan perangkat.
5. Produk Apple tidak terlalu mahal
Ini adalah mitos yang diabadikan oleh departemen hubungan masyarakat Apple yang berbakat dan digaungkan oleh penggemar Apple di seluruh dunia.
Apple tidak berdalih bahwa rata-rata harga produk Apple lebih mahal dibandingkan produk serupa buatan pabrikan lain. Sebaliknya, mereka berargumentasi bahwa produk-produknya sangat unggul sehingga layak untuk dinaikkan harganya.
Banyak orang memang bersedia mengeluarkan sedikit uang lebih untuk desain superior dan pengalaman pengguna yang lebih memuaskan. Namun, pengguna tidak dapat memberi label harga pada gaya, tetapi pengguna dapat memberi label harga pada perangkat keras.
Harga Apple juga mendorong para peretas kreatif untuk menciptakan tiruan Mac mereka sendiri. Misalnya, peretas PC di Hackintosh.com mempertahankan langkah-langkah tentang cara menjalankan Mac OS X pada perangkat keras PC yang lebih murah, meskipun OS X tidak didukung pada perangkat keras selain Mac.
Itulah beberapa mitos yang beredar mengenai Apple.