Kominfo Klarifikasi soal WhatsApp Lebih Berbahaya Daripada Starlink

Dicky Prastya Suara.Com
Jum'at, 14 Juni 2024 | 19:31 WIB
Kominfo Klarifikasi soal WhatsApp Lebih Berbahaya Daripada Starlink
Ilustrasi WhatsApp. [Pexel]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjelaskan soal WhatsApp lebih berbahaya ketimbang Starlink Elon Musk karena berkaitan dengan kedaulatan data.

Diketahui komentar ini dilontarkan oleh Menkominfo Budi Arie Setiadi saat Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI beberapa waktu lalu.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen APTIKA) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, platform bisa berbahaya ketika suatu aplikasi digunakan oleh banyak orang.

"Maksudnya pak Menteri itu jangan ada ketergantungan buat aplikasi agar ada keseimbangan," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kominfo, Jumat (14/6/2024).

Baca Juga: Kominfo Mulai Buru Akun e-Wallet Pengguna Judi Online

Pria yang akrab disapa Semmy ini mengakui kalau WhatsApp memang banyak dipakai orang Indonesia. Sedangkan layanan internet Starlink hanya dipakai oleh orang-orang yang berlokasi di wilayah daerah tertentu atau terpencil.

"Saya kira arahnya karena pengguna banyak, enggak diatur. Jangan sampai kalau ada apa-apa, jangan sampai kita enggak punya kendali. Masyarakat pusing kan waktu WA mati, sejam mati, bingung," paparnya.

CEO Tesla, SpaceX, dan X/Twitter Elon Musk disambut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di Bali, Minggu (19/5/2024). Kedatangan Elon Musk akan meresmikan layanan internet Starlink di Indonesia. [Foto: Kemenko Marves]
CEO Tesla, SpaceX, dan X/Twitter Elon Musk disambut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di Bali, Minggu (19/5/2024). Kedatangan Elon Musk akan meresmikan layanan internet Starlink di Indonesia. [Foto: Kemenko Marves]

Ia menilai, mendominasinya suatu aplikasi memang ancaman buat negara. Semmy menyebut kalau WA adalah aplikasi yang mendominasi, makanya Pemerintah perlu perhatian khusus.

"Makanya kemarin kenapa TikTok kok jadi ancaman di Amerika Serikat? Karena dominant factor-nya, penggunanya 100 juta. Harus diawasi, diseimbangkan dominant factor-nya," urai dia.

Kementerian Kominfo sendiri sudah mengatur kedaulatan data lewat Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP). Perusahaan swasta seperti WhatsApp harus patuh dengan regulasi tersebut.

Baca Juga: Legalkan Pornografi, Kominfo Tentukan Nasib Blokir Twitter Minggu Depan

"Kalau ada masalah pun kita bisa minta ke mereka. Kita bisa menjalankan kedaulatan kita, dan mereka bisa menjalankan dengan bebas," jelasnya.

Menkominfo sebut WA lebih bahaya daripada Starlink

Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengakui kalau aplikasi perpesanan WhatsApp justru lebih berbahaya daripada layanan internet Starlink milik Elon Musk.

Hal ini diungkapkan Menkominfo saat membahas kedaulatan data Starlink yang dikeluhkan Komisi I DPR RI. Ia menilai kalau WhatsApp justru lebih berbahaya apabila dikaitkan dengan kedaulatan data.

"Kalau mau saya katakan, lebih berbahaya mana Starlink? Lebih bahaya WhatsApp," katanya saat Rapat Kerja Kemenkominfo dan Komisi I DPR RI yang disiarkan secara virtual, Senin (10/6/2024).

Budi Arie bertutur, dari 340 juta pengguna HP di Indonesia, 250 juta adalah pengguna WhatsApp. Ia pun mempertanyakan kedaulatan data warga Indonesia yang justru selama ini sudah dipegang WhatsApp.

"Di Indonesia, dari 340 juta pengguna HP, 250 juta adalah pengguna WhatsApp. Sekarang mau ditanya kedaulatan data, mana? WA-WA (pesan WhatsApp) kita harus kita delete, kalau enggak kesimpan di sana. Berbahaya," tudingnya.

Ia kembali menegaskan kalau WhatsApp seharusnya paling disorot soal kedaulatan data ketimbang layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk tersebut.

"Jadi kalau mau ngomong kedaulatan data, sudah 250 juta orang Indonesia di WhatsApp. Starlink paling baru 1.000-2.000. WhatsApp? 250 juta," timpalnya.

Maka dari itu, Kominfo akan mengatur soal layanan OTT di Indonesia, termasuk WhatsApp. Ia mencanangkan agar WhatsApp memiliki pusat data di Indonesia.

"Makanya soal OTT diatur, nanti kita (Kominfo dan DPR) perlu diskusi khusus. Ini soal kedaulatan, termasuk bagaimana mindahin data center-nya dia nih ke Indonesia," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI