Suara.com - Perusahaan teknologi Intel dilaporkan batal membangun pabrik chip raksasa di Israel senilai 25 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 406 triliun. Kabar ini muncul di tengah-tengah kondisi perang Israel dan Palestina.
Menurut media lokal Israel, Intel telah meminta perusahaan konstruksi infrastruktur--yang mengerjakan pabrik chip tersebut--untuk menghentikan sementara pengerjaan proyek itu.
Intel memang tidak menjelaskan nasib pabrik chipset raksasa itu. Mereka hanya menegaskan kembali komitmennya pada Israel, di mana mereka sudah mempekerjakan hampir 12 ribu pekerja.
Intel juga menjelaskan kalau proyek sebesar ini memiliki banyak ketergantungan yang pada akhirnya diputuskan untuk ditunda.
"Israel terus menjadi salah satu lokasi manufaktur serta penelitian dan pengembangan global utama kami, dan kami tetap berkomitmen penuh terhadap kawasan ini," kata Intel, dikutip dari The Register, Kamis (13/6/2024).
"Seperti yang telah kami catat sebelumnya, cakupan dan kecepatan ekspansi manufaktur Intel di lokasi kami di seluruh dunia sangat bergantung pada berbagai faktor," lanjut Intel.
Intel menyebut kalau mengelola proyek berskala besar seperti pabrik chip di Israel kerap kali melibatkan adaptasi terhadap perubahan jadwal.
Menurutnya, keputusan akhir biasanya dipengaruhi seperti faktor kondisi bisnis, dinamika pasar, dan pengelolaan modal yang bertanggung jawab.
Tidak ada informasi juga sampai kapan proyek pabrik chip raksasa Intel ini ditunda di Israel.
Baca Juga: Apa Itu Ritual Sapi Merah Israel? Geger Disebut Ramalan Masa Depan yang Menakutkan
Berita penundaan ini muncul kurang dari enam bulan setelah Intel mengungkapkan rencananya untuk memperluas operasi pabriknya di Israel.