Luhut Sebut Tak Perlu Ada BTS Usai Ada Starlink, Ini Penjelasan Menkominfo

Dicky Prastya Suara.Com
Senin, 10 Juni 2024 | 17:40 WIB
Luhut Sebut Tak Perlu Ada BTS Usai Ada Starlink, Ini Penjelasan Menkominfo
CEO Tesla, SpaceX, dan X/Twitter Elon Musk disambut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di Bali, Minggu (19/5/2024). Kedatangan Elon Musk akan meresmikan layanan internet Starlink di Indonesia. [Foto: Kemenko Marves]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi menjawab pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan soal internet Starlink milik Elon Musk.

Diketahui Luhut blak-blakan kalau kemunculan Starlink yang berbasis satelit itu bisa menggantikan layanan telekomunikasi lain seperti base transceiver station (BTS).

"Coba kalau kita lihat kemarin ini, BTS-BTS itu, sekarang enggak perlu ada BTS-BTS, kan sudah ada starlink?" timpal Luhut dalam acara bertajuk Ngobrol Seru: Ngobrol yang Paten-paten Aja Bareng Menko Marves yang disiarkan di YouTube, dikutip Kamis (6/6/2024).

Menanggapi itu, Menkominfo menilai kalau teknologi komunikasi berbasis satelit maupun BTS justru harus saling melengkapi.

Baca Juga: Menkominfo Ultimatum Elon Musk Usai Legalkan Konten Pornografi, Ancam Blokir X

"Jangan dikomentari, teknologi kan saling melengkapi," kata Budi Arie saat Rapat Kerja Kemenkominfo dan Komisi I DPR RI yang disiarkan secara virtual, Senin (10/6/2024).

Budi Arie menerangkan kalau saat ini infrastruktur telekomunikasi di Indonesia mencakup tiga jenis yakni wireless atau menara BTS, fixed broadband atau kabel fiber optik, dan terakhir satelit.

Tiga teknologi itu, lanjutnya, justru harus saling melengkapi. Ia menjelaskan kalau Indonesia tidak bisa menggunakan satu teknologi saja, sedangkan infrastruktur lainnya ditinggalkan.

"Nah ini konvergen sebenarnya, nanti saling melengkapi. Bukan ini dipakai ini enggak," timpal dia.

Budi Arie mencontohkan, infrastruktur satelit seperti Starlink lebih cocok di wilayah tertentu seperti 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Sedangkan wilayah perkotaan lebih cocok dengan infrastruktur kabel alias fixed broadband.

Baca Juga: Starlink Elon Musk Jadi Ancaman Telkomsel dkk, Menkominfo Budi Arie Balas DPR: Gak Usah Khawatir!

"Enggak mungkin satelit bisa menang di kota, soal kecepatan," lanjutnya.

Menkominfo turut mengungkap soal kelemahan Starlink yang berbasis satelit itu. Menurutnya, satelit bermasalah ketika posisi Bumi, Matahari, dan Bulan sejajar, di mana fenomena ini terjadi selama delapan hari dalam setahun.

Sedangkan kelemahan fixed broadband, lanjut Budi, yakni investasinya tergolong mahal.

"Karena Indonesia ini negara yang sangat unik, geografis, sehingga enggak satu doang teknologi. Kita harus konvergen," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI