Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Tetap Landa Indonesia Meski Masuk Musim Kemarau

Dicky Prastya Suara.Com
Rabu, 05 Juni 2024 | 12:30 WIB
Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Tetap Landa Indonesia Meski Masuk Musim Kemarau
Warga berteduh saat hujan lebat di kawasan Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (4/1/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan kalau Indonesia tetap berpotensi mengalami cuaca ekstrem meskipun sudah memasuki musim kemarau.

Sebab dalam beberapa hari terakhir, BMKG menemukan adanya intensitas hujan sedang hingga hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia. Lokasi itu mencakup Semarang (104.4 mm), Sambas (103.0 mm), Sarmi (94.0 mm), Ambon (69.9 mm), Toli-Toli (61.1 mm), Silangit (57.3 mm), dan Tanjung Pinang (50.8 mm).

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menyatakan, potensi hujan sedang yang disertai kilat/petir juga melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak beberapa hari lalu.

Menurutnya, kondisi ini terjadi akibat beberapa faktor dinamika atmosfer yakni aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di Jawa bagian barat yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Jawa bagian barat dan termasuk Jabodetabek.

Baca Juga: Antisipasi Kemarau, DKPP Bantul Siapkan Pompa Air di Sawah dan Sarankan Ini Kepada Petani

Faktor lainnya yakni munculnya pola pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi), suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa, labilitas atmosfer yang tinggi, serta adanya indikasi adveksi dingin dari selatan Jawa sehingga menyebabkan kelembapan yang tinggi di wilayah pulau Jawa.

"Meskipun di sebagian wilayah Indonesia telah memasuki awal musim kemarau namun sebagian wilayah lainnya masih berada di masa peralihan musim di mana kandungan uap air dan labilitas atmosfer masih tinggi yang dapat memicu pertumbuhan awan-awan hujan yang signifikan," paparnya, dikutip dari siaran pers BMKG, Rabu (5/6/2024).

Ia menambahkan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan secara signifikan.

Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby dan juga Kelvin, adanya pola sirkulasi siklonik, serta potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin.

"Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diperkirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat berlangsung di sebagian wilayah Indonesia hingga 9 Juni 2024," ucap Guswanto.

Baca Juga: Bawean Diguncang Gempa Magnitudo 4,2, BMKG: Hati-hati Gempa Susulan!

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menambahkan bahwa potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang pada periode 3-9 Juni 2024.

Fenomena ini dapat terjadi di sebagian Sumatra, sebagian Jawa bagian barat, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian besar Papua.

Andri menyampaikan juga kepada masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi, agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem meskipun sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau.

"Dampak yang ditimbulkan dari cuaca ekstrem dapat meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang," jelasnya.

Sebelumnya BMKG telah menyampaikan bahwa sebagian wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau. Hal ini pun berpotensi adanya kekeringan di wilayah Indonesia sebelah selatan Khatulistiwa paling tidak hingga akhir bulan September.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI