Sigit memang belum mengetahui seberapa besar efek penurunan bisnis lokal dengan kehadiran Starlink di Indonesia. Namun ia memprediksi kalau perusahaan dalam negeri tidak akan bertahan dalam waktu setahun ke depan.
"Saya tidak tahu tapi kalau diambil ekstremnya mungkin pemain VSAT dalam negeri tidak akan bertahan dalam setahun," imbuhnya.
Sigit menjelaskan, jumlah pemain bisnis satelit di Indonesia mencapai 15. Kebanyakan semua perusahaan itu menyediakan layanan untuk kategori bisnis seperti tambang atau wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Kini, Starlink juga menyediakan layanan internet untuk kalangan bisnis maupun residensial (individu). Menurutnya, 15 pemain bisnis satelit lokal sudah terimbas dengan perusahaan milik Elon Musk tersebut.
"Ada 15 pemain perusahaan merasakan hal yang sama menurut saya," curhat dia."Semua kalah dari sisi harga, jauh banget, bagaimana mau survive?" ketus dia.