Suara.com - TikTok berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para karyawannya di seluruh dunia. PHK massal ini berdampak pada divisi operasional hingga pemasaran.
Laporan ini diakui oleh beberapa staf TikTok. Rumornya, pemecatan ini berdampak pada sebagian besar dari total 1.000 karyawan yang bekerja di divisi tersebut.
Badai PHK ini merupakan hal baru yang pernah dilakukan perusahaan asal China tersebut. Pasalnya, TikTok biasa melakukan efisiensi kecil dalam skala yang lebih kecil.
Sejumlah karyawan yang mengetahui masalah itu mengakui kalau efisiensi ini akan dilakukan pada tim konten dan pemasaran situs media sosial. Surat pemberitahuan pun bakal dikirim pada Rabu malam dan Kamis dini hari nanti.
Baca Juga: Dikuasai TikTok, William Tanuwijaya Sah Tinggalkan Tokopedia Setelah 15 Tahun Mendirikannya
Selain itu, TikTok juga akan membubarkan tim operasi pengguna global yang menangani dukungan pengguna dan komunikasi pengguna. Karyawan yang tersisa akan dipindahkan ke tim perusahaan lainnya, seperti tim kepercayaan dan keselamatan dan pemasaran, serta konten dan produk.
Sayang perwakilan TikTok menolak komentar soal isu PHK ini.
PHK massal TikTok ini muncul kurang dari sebulan usai Presiden Amerika Serikat Joe Biden menandatangani undang-undang baru yang mengancam TikTok diblokir di AS, sebagaimana dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (22/5/2024).
Diketahui UU baru tersebut memang tidak menyebut TikTok karena hanya mengatakan aplikasi dilarang apabila mengancam keamanan nasional AS. Hanya saja beberapa bulan terakhir TikTok memang sedang disorot Pemerintah AS.
TikTok masih diizinkan beroperasi di AS apabila ByteDance selaku perusahaan induk mau menjual platform video pendek asal China tersebut.
Baca Juga: Cara Mudah Mencari dan Menghapus Riwayat Tontonan di TikTok
Namun sebaliknya, ByteDance memilih melawan balik dengan menggugat Pemerintah AS. Perusahaan menyebut kalau UU itu melanggar Amandemen Pertama.
Di sisi lain ByteDance juga sudah pernah menegaskan kalau mereka tidak memiliki rencana untuk menjual TikTok ataupun algoritma. Namun perusahaan sedang mempertimbangkan penjualan yang tidak menyertakan algoritma TikTok.