Penelitian IBV menunjukkan bahwa jumlah pemimpin perempuan semakin menyusut. Hanya 14% VP senior, 16% VP atau direktur, dan 19% posisi manajer senior dipegang oleh perempuan, di mana persentase tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2019.
"Trend penurunan ini tidak baik untuk kesetaraan gender dan juga bagi bisnis. Ditambah lagi, penelitian juga menunjukkan bahwa organisasi-organisasi yang secara formal memprioritaskan penempatan perempuan dalam posisi kepemimpinan mengalami pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dan memiliki tingkat retensi karyawan yang lebih tinggi," papar dia.
Menurut studi ini, fungsi kerja pada 77 persen pekerja entry-level akan mengalami perubahan. Perempuan yang memiliki visi mengenai AI, memahami bagaimana AI selaras dengan tujuan strategis, dan mengkomunikasikan bagaimana AI harus digunakan untuk memberikan hasil yang berarti akan mendapatkan keunggulan yang tidak ada duanya.
Seiring dengan berkembangnya teknologi transformatif ini, perempuan mempunyai peluang untuk menjadi pelopor penggunaan AI generatif secara produktif dan bertanggung jawab.
Hal ini diharapkan dapat mendorong organisasi tempat mereka bekerja agar memperhatikan penerapan tersebut. Menggabungkan analisis yang tajam dan komunikasi yang baik dapat memberi perempuan kekuatan super di era AI generatif.
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, ada sekitar 51,81 persen perempuan yang aktif secara ekonomi. Angka ini menanjak menjadi 52,52 persen pada tahun 2023.
Oleh karena itu, Catherine mengatakan kalau peningkatan pemanfaatan AI Generatif oleh perempuan menjadi sangat penting mengingat keterlibatan mereka dalam angkatan kerja Indonesia yang terus meningkat.
"Dengan menguasai lanskap AI yang terus berkembang, perempuan dapat menciptakan cara-cara baru dalam memberikan nilai bisnis dan memajukan karir mereka. Seiring dengan semakin banyaknya perempuan yang mampu menghadapi tantangan ini, mereka dapat terus berinovasi secara bertanggung jawab dan mendefinisikan kembali peran kepemimpinan di masa depan," jelasnya.
Baca Juga: Dosen Universitas Brawijaya Ciptakan Teknologi AI untuk Desain Batik Nusantara