3 Mitos Baterai HP yang Harus Segera Ditinggalkan

Selasa, 21 Mei 2024 | 11:11 WIB
3 Mitos Baterai HP yang Harus Segera Ditinggalkan
ilustrasi baterai HP (Pexels.com/Tyler Lastovich)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baterai pada smartphone umumnya akan mengalami masalah setelah beberapa tahun masa pemakaian. Kerusakan pada baterai pun menimbulkan tanda tanya, membuat pengguna HP berasumsi dan percaya dengan mitos yang beredar.

Ada banyak mitos yang bermunculan mengenai pemakaian baterai HP. Namun, beberapa di antaranya harus segera ditinggalkan. Berikut ini tiga mitos tentang baterai HP:

1. Mengisi daya semalaman berbahaya bagi Baterai

Pengguna mungkin pernah mendengar bahwa pengguna tidak boleh membiarkan perangkat tetap terisi dayanya. Faktanya, baterai ponsel lebih pintar daripada yang pengguna kira.

Baca Juga: Selamat Tinggal SIM Fisik! Begini Cara Praktis Pakai eSIM di HP Xiaomi

Saat pengguna mencolokkan smartphone di malam hari, baterai lithium-ion mulai mengisi ulang secara perlahan hingga penuh atau "jenuh" pada 4,1 volt. Kemudian saat terisi penuh, baterai itu akan "mati".

Oleh karena itu, jika pengisi daya berfungsi dengam baik, tidak mungkin mengisi daya secara berlebihan dan melebihi batasnya yaitu 4,1 volt. 

Terdapat penggunaan yang berbeda pada baterai ponsel. Biasanya, pengguna akan cenderung mengganti HP ketika layarnya pecah, meskipun baterai masih berfungsi. Itu akan memberikan pengguna ponsel baru dengan baterai baru.

Berbeda dengan teknologi yang memiliki umur lebih panjang, seperti satelit dan mobil listrik. Dalam hal ini, para insinyur harus melakukan tindakan pencegahan khusus untuk memperpanjang umur baterai lithium-ion. Baterai yang dapat diisi ulang pada mobil listrik, tidak terisi hingga kapasitas penuh 100 persen atau terkuras hingga nol.

Tujuan dari mengisi daya ponsel adalah untuk memaksimalkan jumlah waktu yang dapat pengguna gunakan sebelum menyambungkannya kembali. Tentunya, pengguna ingin mengisi daya 100 persen di pagi hari agar dapat bertahan sepanjang hari.

Baca Juga: Bocoran iPhone SE 4, HP Murah dari Apple

2. Biarkan baterai habis saat diisi

Faktanya, lebih baik mencolokkan ponsel secara berkala sepanjang hari daripada membiarkan baterai habis sepenuhnya sebelum diisi ulang. 

Kapasitas 40 hingga 80 persen adalah titik terbaiknya. Namun, setiap tiga bulan sekali, baterai harus dikalibrasi dengan membiarkannya habis hingga indikator baterai lemah muncul dan diisi ulang hingga penuh.

Ilustrasi mengisi baterai HP. [Dok.Hops.id]
Ilustrasi mengisi baterai HP. [Dok.Hops.id]

3. Jangan khawatir dengan panas

Sebenarnya, panas adalah ancaman yang jauh lebih besar terhadap umur baterai dibandingkan praktik pengisian daya sendiri. Meninggalkan ponsel di area yang terkena sinar Matahari pasti akan menguras kapasitasnya.

Menariknya, kombinasi panas yang berlebihan dan pengisian daya yang penuh dapat menjadi masalah jika pengguna menyimpan baterai litium-ion dalam waktu lama di antara penggunaan. 

Oleh karena itu, banyak orang  di industri baterai yang menyimpan dan mengirimkan baterai pada suhu yang terkendali dan tidak pernah terisi penuh.

Tidak ada satu pun mitos di atas yang akan membawa dampak buruk pada baterai. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI