Suara.com - Badan Intelijen Kanada memperingatkan warganya untuk tidak menggunakan TikTok. Lembaga intel itu mengklaim kalau data pribadi orang Kanada akan dibocorkan ke Pemerintah China.
Hal ini diungkap oleh Director of the Canadian Security Intelligence Service, David Vigneault. Ia mengklaim kalau Pemerintah China memiliki strategi untuk memperoleh informasi pribadi dari semua orang di dunia lewat TikTok.
“Mereka menggunakan analisis data besar, mereka memiliki kumpulan komputer luar biasa yang mengolah data, mereka mengembangkan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) berdasarkan penggunaan data ini,” tambah Vigneault, dikutip dari The Verge, Senin (20/5/2024).
Kanada mengikuti jejak Amerika Serikat yang khawatir soal aplikasi TikTok. Bahkan pemerintah AS sedikit lagi memblokir TikTok lewat aturan baru.
Baca Juga: Tampang Gak Bersalah Zoe Levana Masuk Jalur Busway, Bisa Terancam Kurungan 2 Bulan
Diketahui undang-undang ini mengatur soal platform yang dianggap membahayakan keamanan negara. Perusahaan induk harus menjual aplikasinya apabila tidak ingin diblokir di Amerika.
Meskipun tidak menyebut TikTok secara gamblang, UU baru ini jelas membidik ByteDance selaku perusahaan induk untuk menjual platform video pendek tersebut jika ingin beroperasi di AS.
TikTok pun tak tinggal diam. Mereka menggugat pemerintah AS terkait UU tersebut dengan alasan melanggar hak konstitusional Amerika.
Sementara itu juru bicara TikTok membantah tudingan intelijen Kanada. Mereka mengatakan kalau hal itu tidak terbukti.
“Pernyataan ini tidak didukung oleh bukti, dan faktanya adalah TikTok tidak pernah membagikan data pengguna Kanada kepada pemerintah Tiongkok, dan kami juga tidak akan melakukannya jika diminta,” kata juru bicara TikTok, Danielle Morgan.
Baca Juga: Ada Peran Boy William, Begini Perjalanan Karier Madame Malla