Microsoft dan LinkedIn: Karyawan di Asia Pasifik Andalkan AI Demi Meningkatkan Keterampilan

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 13 Mei 2024 | 13:42 WIB
Microsoft dan LinkedIn: Karyawan di Asia Pasifik Andalkan AI Demi Meningkatkan Keterampilan
Ilustrasi kecerdasan buatan. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Microsoft Corp. dan LinkedIn merilis Indeks Tren Kerja 2024 mengenai kondisi AI di tempat kerja yang berjudul “AI di tempat kerja sudah hadir, sekarang masuk ke bagian yang sulit”.

Microsoft mengumumkan kemampuan baru dalam Copilot di Microsoft 365, dan LinkedIn membuka lebih dari 50 kursus pembelajaran bagi pelanggan LinkedIn Premium.

Hal ini bertujuan untuk membantu para profesional meningkatkan kemampuan mereka dalam AI.

Baca Juga: Cara Memutuskan Sambungan Akun Windows dari Cloud

Baca Juga: Cara Memutuskan Sambungan Akun Windows dari Cloud

Penelitian ini didasarkan pada survei terhadap 31.000 orang di 31 negara, termasuk Indonesia, tren tenaga kerja dan perekrutan di LinkedIn, triliunan sinyal produktivitas Microsoft 365, serta penelitian terhadap pelanggan Fortune 500—menunjukkan bagaimana, hanya dalam satu tahun, AI memengaruhi cara orang bekerja, memimpin, dan merekrut di seluruh dunia.

Tahun 2024 adalah tahun AI dimaksimalkan di tempat kerja.

Penggunaan AI generatif di tempat kerja meningkat hampir dua kali lipat dalam enam bulan terakhir.

Ilustrasi Microsoft. [Efes dari Pixabay]
Ilustrasi Microsoft. [Efes dari Pixabay]

LinkedIn melihat adanya peningkatan yang signifikan dalam jumlah profesional yang menambahkan keterampilan AI ke profil mereka.

Sebagian besar pemimpin mengatakan bahwa mereka tidak akan mempekerjakan seseorang yang tidak memiliki keterampilan AI.

Baca Juga: Cara Mematikan Fitur AI LinkedIn dengan Mudah

Namun, banyak pemimpin di Asia khawatir bahwa perusahaan mereka kekurangan visi AI dan dengan karyawan membawa alat AI mereka sendiri ke tempat kerja.

Pemimpin perusahaan berada di posisi yang sulit dari gangguan teknologi yang dapat berdampak pada bisnis mereka.

Baca Juga: Badai PHK Industri Game, Microsoft Pecat Karyawan Lagi

"Perkembangan AI generatif di tempat kerja sangat luar biasa. Karyawan semakin cepat dan inovatif dalam mengadopsi teknologi ini, bahkan sebelum menunggu arahan dari perusahaan mereka," kata Ahmed Mazhari, President of Microsoft Asia.

Menurutnya, para pemimpin perlu lebih terbuka untuk mencoba dengan cepat agar bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam industri tempat mereka bekerja.

Laporan Indeks Tren Kerja mengungkapkan beberapa wawasan penting yang perlu diketahui oleh setiap pemimpin perusahaan dan profesional di Asia Pasifik mengenai bagaimana AI memengaruhi pekerjaan dan pasar kerja di tahun-tahun mendatang:

Karyawan menginginkan AI di tempat kerja dan tidak akan menunggu perusahaan untuk mengejar ketertinggalan

Sebanyak 83 persen profesional di Asia Pasifik menggunakan AI di tempat kerja.

Banyak dari mereka yang berjuang untuk mengimbangi kecepatan dan volume pekerjaan, mengatakan bahwa AI menghemat waktu, meningkatkan kreativitas, dan memungkinkan mereka untuk fokus pada pekerjaan yang paling penting.

Ilustrasi karyawan punya usaha [Envato]
Ilustrasi karyawan. [Envato]

Meskipun 84 persen pemimpin di Asia Pasifik percaya bahwa perusahaan mereka perlu mengadopsi AI agar tetap kompetitif, 61 persen khawatir bahwa kepemimpinan organisasi mereka tidak memiliki rencana dan visi untuk mengimplementasikannya.

Hal ini menjadi salah satu faktor karyawan mengambil inisiatif sendiri.

Sebanyak 79 persen pengguna AI di Asia Pasifik membawa dan menggunakan alat AI generatif mereka sendiri ke tempat kerja, sehingga mereka kehilangan manfaat dari penggunaan AI dalam skala besar dan membahayakan data perusahaan.

Padahal pemimpin perusahaan dapat memanfaatkan momentum AI ini sebagai investasi untuk jangka panjang.

Baca juga: Jarang yang Tahu, Ini Cara Mudah Membagi Halaman Menjadi 4 Bagian di Microsoft Word

Bagi karyawan, AI meningkatkan standar dan mendobrak batasan karier:

  • Mayoritas pemimpin global (55 persen) khawatir tentang ketersediaan talenta yang cukup untuk mengisi berbagai posisi di tahun ini, terutama di bidang keamanan siber, teknik, dan desain kreatif.
  • Sebanyak 76 persen pemimpin di Asia Pasifik mengatakan bahwa mereka lebih memilih mempekerjakan kandidat yang kurang berpengalaman namun memiliki keterampilan AI daripada kandidat yang lebih berpengalaman namun tidak memiliki keterampilan tersebut.
  • Sejak akhir tahun lalu, LinkedIn telah melihat peningkatan 142x lipat anggota secara global yang menambahkan keterampilan AI seperti ChatGPT dan Copilot ke profil LinkedIn mereka.
  • Penyebutan AI dalam postingan lowongan kerja di LinkedIn meningkatkan pertumbuhan aplikasi sebesar 17 persen.

Bangkitnya pengguna AI-dan apa yang mereka ungkapkan tentang masa depan

Pengguna AI dari Microsoft telah mengubah orientasi hari kerja mereka, menghemat 30 menit per hari.

Sebanyak 88 persen pengguna di APAC menjalankan hari kerja mereka dengan AI, menggunakan AI untuk memulai pagi dan menyiapkan diri untuk hari kerja berikutnya.

"Asia Pasifik menyaksikan perubahan transformatif di tempat kerja karena AI, yang mendorong kebutuhan akan pendekatan bisnis yang baru," kata Feon Ang, Managing Director, Asia Pacific, LinkedIn.

Dengan pesatnya perkembangan ekosistem kita, dia menambahkan, para pemimpin yang memprioritaskan fleksibilitas dan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan akan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan membina tenaga kerja yang siap menghadapi AI.

LinkedIn (Souvik Banerjee/Unsplash)
LinkedIn (Souvik Banerjee/Unsplash)

Sebanyak 76 persen pemimpin di Asia Pasifik bersedia merekrut seseorang yang mungkin kurang berpengalaman dalam AI, namun memiliki kemauan untuk mengembangkan keterampilan AI.

"Hal ini menekankan urgensi dan pentingnya bagi para profesional untuk fokus pada peningkatan kemampuan AI mereka melalui pelatihan keterampilan," katanya.

Microsoft juga mengumumkan inovasi Copilot untuk Microsoft 365 yang bertujuan membantu orang memasuki dunia AI.

Copilot akan menjadi lebih komunikatif dengan memberikan saran untuk pertanyaan lanjutan atau mengajukan pertanyaan klarifikasi untuk memberikan respons terbaik.

Chat interface terbaru di Copilot akan secara proaktif menawarkan rekomendasi tepat waktu berdasarkan aktivitas terkini.

Kotak prompt di Copilot sekarang akan memiliki pengalaman auto-complete, memungkinkan pengguna mendapatkan hasil yang lebih baik dari prompt mereka.

Jika sudah menulis prompt, fitur penulisan ulang terbaru akan mengubahnya menjadi prompt yang lebih detail, menyesuaikan dengan rapat kerja, dokumen, dan email.

Pembaruan pada Copilot Lab akan memungkinkan karyawan untuk membuat, menerbitkan, dan mengelola prompt yang secara khusus disesuaikan dengan tim mereka.

LinkedIn kini menyediakan alat AI untuk membantu Anda tetap unggul dalam karier, dengan lebih dari 600 kursus AI dan 50 kursus pembelajaran AI terbaru yang dapat diakses semua orang secara gratis hingga 8 Juli.

Selain itu, pelatihan yang didukung oleh AI menawarkan konten yang dipersonalisasi dan pembelajaran berbasis percakapan.

Ilustrasi AI. [Unsplash/Igor Omilaev]
Ilustrasi AI. [Unsplash/Igor Omilaev]

Untuk pelanggan LinkedIn Premium, fitur AI-powered personalized takeaways terbaru pada Feed LinkedIn menawarkan wawasan, ide, dan tindakan yang harus diambil khusus untuk Anda.

Alat bantu yang didukung oleh AI memudahkan pengguna untuk menilai kecocokan pekerjaan berdasarkan pengalaman dan keterampilan dalam hitungan detik.

Pengguna juga bisa mendapatkan saran tentang cara untuk tampil unggul dan saran untuk meningkatkan keterampilan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI