Suara.com - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menanggapi soal investasi Microsoft di Indonesia yang nilainya lebih kecil dari Malaysia.
Diketahui CEO Microsoft Satya Nadella sempat berkunjung ke Indonesia dan investasi sebesar 1,7 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 27 triliun. Setelahnya, ia juga mengunjungi Malaysia dan berinvestasi 2,2 miliar Dolar AS atau Rp 35 triliun, lebih besar dari Indonesia.
"Satya memaklumkan bahawa gergasi teknologi Microsoft bersetuju untuk menambah pelaburan berjumlah USD2.2 bilion (RM10.5 bilion) dalam tempoh 4 tahun mendatang," kata Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim lewat akun Instagram, dikutip Senin (6/5/2024).
Menurut Wamenkominfo, besaran investasi Microsoft ini tergantung dari level adopsi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di industri masing-masing negara.
"Mungkin kalau di tempat lain, di sejumlah negara tetangga kita, adopsinya mungkin lebih intens gitu," katanya saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2024).
Nezar mengakui kalau Indonesia termasuk negara yang masih awal dalam menanggapi soal AI. Namun Surat Edaran Menkominfo Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial yang terbit tahun lalu dianggap Nezar sebagai upaya pemerintah menanggapi AI.
"Singapura memang sudah punya lebih dulu soal aturannya (AI), tapi panduan etik ini kami bisa bilang, kami salah satu negara yang terdepan di Asia Tenggara dalam peraturan ini," beber dia.
Lebih lanjut Nezar menyebut kalau Pemerintah Indonesia bakal menyiapkan aturan baru dari surat edaran tersebut, entah dalam bentuk Peraturan Menteri Kominfo (Permenkominfo) atau Peraturan Presiden (Perpres).
"Nah ini kami coba mantapkan ya dengan naik ke level pengaturan yang sifatnya lebih komprehensif," jelasnya.
Baca Juga: Singapura dan Malaysia Berencana Memaksimalkan Manfaat Ekonomi dengan RTS Link
Microsoft investasi Rp 27 triliun ke Indonesia
Microsoft baru-baru ini mengumumkan investasi yang sangat signifikan di Indonesia. Dalam periode empat tahun ke depan, Microsoft berencana menggelontorkan 1,7 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 27 triliun.