Suara.com - Apple menyinggung Indonesia dan negara berkembang lain tatkala penjualan iPhone anjlok 8 persen di China. Mereka menganggap kalau penjualan Apple di negara berkembang justru malah meningkat.
Hal ini dikatakan oleh Chief Financial Officer Apple Luca Maestri. Kalimatnya itu terlontar saat ia menjawab keraguan investor terkait performa penjualan iPhone.
“Ketika kami mulai melihat negara-negara seperti India, Saudi, Meksiko, Turki, Brasil, dan Indonesia, jumlahnya semakin besar, dan kami sangat senang," ucap Maestri dalam laporan pendapatan kuartal kedua (Q2) Apple, dikutip dari Techcrunch, Jumat (3/5/2024).
Ia mengatakan kalau populasi negara-negara berkembang seperti Indonesia besar dan bakal terus bertambah. Maestri mengklaim produk Apple banyak kemajuan di negara tersebut.
"Tingkat ketertarikan terhadap merek ini sangat tinggi," lanjut Maestri.
Maestri memang benar soal komentarnya pada populasi negara berkembang yang besar dan akan terus tumbuh. Namun penjualan produk Apple di sana nyatanya tidak setinggi yang dikatakannya.
Menurut laporan pendapatan perusahaan Q2 2024, penjualan bersih Apple di Amerika (yang mencakup negara latin seperti Brasil dan Meksiko) secara year over year dari 37,8 miliar Dolar AS (Rp 606 triliun) menjadi 37,3 miliar Dolar AS (Rp 598 triliun).
Sedangkan untuk pasar di negara Asia Pasifik seperti India dan Vietnam, penjualan Apple turun 17 persen dari 8,1 miliar Dolar AS (Rp 129 triliun) di Q2 2023 menjadi 6,7 miliar Dolar AS (Rp 107 triliun) per 31 Maret 2024.
Diketahui produk Apple memang sedang anjlok di China beberapa waktu belakangan. Menurut data Counterpoint Research, penjualan Apple turun hingga 19 persen dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Ginting Buka Kemenangan Pertama Indonesia atas Korsel
Di sisi lain, iPhone juga tengah mendapatkan tekanan ketat dari pemerintah China. Mereka baru saja memberlakukan larangan penggunaan iPhone bagi para pejabat pemerintah pers September 2023 kemarin.