Suara.com - Fenomena langit berbeda-beda setiap bulannya. Memasuki Mei 2024, pengamat di Indonesia berkesempatan untuk melihat planet dari jarak terdekatnya dengan Bumi.
Jika penasaran dengan fenomena apa saja yang akan terjadi pada Mei 2024, berikut ini daftarnya:
1. Konjungsi Bulan dan Saturnus
Saturnus dan Bulan akan berada pada jarak terdekatnya, dengan Bulan melintas 50' ke arah selatan Saturnus. Konjungsi keduanya akan terjadi pada 4 Mei 2024.
Baca Juga: Cara Reset Ulang HP Android, Lengkap Panduan dan Manfaat yang Didapatkan
Dari Jakarta, pasangan tersebut akan terlihat di langit fajar, terbit pada pukul 02:10 WIB, 3 jam 40 menit sebelum Matahari dan mencapai ketinggian 46 derajat di atas ufuk timur sebelum menghilang dari pandangan sekitar pukul 05:20 WIB.
Bulan akan berada pada mag -11.2, dan Saturnus pada mag 1.0, keduanya berada di konstelasi Aquarius.
2. Konjungsi Bulan dan Mars
Setelah Saturnus, pengamat di Indonesia akan melihat pendekatan Bulan dengan Mars pada 5 Mei 2024. Bulan akan melintas 11 derajat di utara Mars.
Keduanya akan terlihat di langit fajar pada pukul 03:09 WIB dan mencapai ketinggian 31 derajat di atas ufuk timur sebelum menghilang dari pandangan saat fajar menyingsing sekitar pukul 05:19 WIB.
Baca Juga: Panduan Hapus eSIM di Ponsel Android dengan Mudah
Saat itu terjadi, Bulan akan berada pada mag -10.5, dan Mars pada mag 1.1, keduanya berada di konstelasi Pisces. Mars akan terlihat seperti bintang terang yang tidak berkelap-kelip di sebelah Bulan. Jika ingin melihatnya dengan jelas, maka dibutuhkan bantuan teleskop.
3. Hujan meteor η-Lyrid 2024
Hujan meteor η-Lyrid akan aktif mulai tanggal 3 Mei hingga 14 Mei, dengan puncak laju meteor terjadi pada 8 Mei 2024.
Selama periode ini, ada peluang untuk melihat meteor η-Lyrid setiap kali titik pancaran hujan di konstelasi Lyra.
Jika dilihat dari Jakarta, hujan meteor aru akan terlihat sekitar pukul 22:16 WIB, saat titik pancarannya muncul di atas ufuk timur. Kemudian akan tetap aktif hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05:29 WIB.
Hujan tersebut kemungkinan besar akan menghasilkan tampilan terbaiknya pada sekitar pukul 04:00 WIB, saat titik pancarannya paling tinggi di langit.
Pada saat ini, rotasi bumi membuat Jakarta menghadap optimal ke arah datangnya meteor, memaksimalkan jumlah hujan vertikal ke bawah, sehingga menghasilkan lintasan pendek yang mendekati titik pancaran.
Pada puncaknya, hujan diperkirakan akan menghasilkan tiga meteor per jam. Meteor η-Lyrid sendiri berasal dari komet C/1983 H1 (IRAS-Araki-Alcock).
4. Bulan purnama
Bulan akan mencapai fase penuh pada 23 Mei 2024. Bulan purnama Mei disebut juga sebagai Flower Moon.
Praktik penamaan ini ini telah dipopulerkan dalam beberapa dekade terakhir oleh Farmers' Almanac di Amerika Serikat. Nama-nama yang digunakan dalam almanak tersebut diklaim berasal dari suku asli Amerika.
Bulan purnama Mei diberi nama Flower Moon karena banyaknya bunga yang bermekaran selama bulan tersebut, menandakan datangnya musim semi.
Pada malam-malam setelah 23 Mei, Bulan akan terbit sekitar satu jam lebih lambat setiap harinya, dan menjadi menonjol di malam hari.
Pada saat mencapai fase penuh, Bulan akan terletak pada deklinasi 24°25'S di konstelasi Scorpius. Bulan akan berada pada jarak 390.000 km dari Bumi.
5. Konjungsi Bulan dan Saturnus
Mei 2024 akan ditutup dengan fenomena konjungsi Bulan dan Saturnus. Pendekatan keduanya terjadi pada 31 Mei 2024.
Pasangan tersebut dapat diamati di langit pada pukul 00:31 WIB dengan ketinggian 71 derajat di atas ufuk timur sebelum menghilang dari pandangan saat fajar menyingsing sekitar pukul 05:24 WIB.
Bulan akan berada pada mag -11.8, dan Saturnus pada mag 0.9, keduanya berada di konstelasi Aquarius.
Untuk bisa melihat cincin Saturnus dengan jelas, maka pengamat membutuhkan teropong bintang dengan lokasi yang minim cahaya.
Itulah beberapa fenomena langit yang akan terjadi sepanjang Mei 2024.