Suara.com - Perusahaan teknologi Yahoo mengumumkan pemutusan hubungan massal (PHK) kepada karyawannya di Singapura. Mereka juga mengubah strategi bisnis perusahaan secara menyeluruh.
PHK massal ini terdampak bagi 17 karyawan Yahoo di Singapura. Mereka bakal dipecat 7 Mei nanti demi penyesuaian bisnis.
Yahoo sendiri baru saja merekrut tiga editor kurasi dan pemimpin tim untuk Yahoo News Singapura. Juru bicara perusahaan mengkonfirmasi kalau ini dilakukan untuk mengubah kebijakan editorial Yahoo dan strategi baru.
Dia juga menegaskan kalau Yahoo masih terus menyediakan konten berita, gaya hidup, hingga bisnis dari sumber lokal maupun internasional, sebagaimana dikutip dari Tech Times, Rabu (1/5/2024).
Baca Juga: Klaim Pemerintah Tetap Sejahterakan Buruh Korban PHK Lewat JKP, KSP: Amanat UU Cipta Kerja
Ini bukan kali pertama Yahoo PHK karyawan di Singapura. Tahun 2022 lalu, mereka sudah memecat tujuh jurnalis di negara tersebut.
Di sisi lain, badai PHK Yahoo secara global sudah terjadi di Februari 2023. Mereka memecat hampir 20 persen karyawan dan merombak divisi teknologi periklanan.
Efisiensi itu mempengaruhi sekitar 1.600 karyawan divisi periklanan Yahoo. Hal ini juga menandai akhir dari Yahoo untuk bersaing dengan iklan digital seperti Google dan Meta.
Kendati begitu Yahoo akan terus berinvestasi di Asia. Mereka tetap menjalankan Yahoo News yang memadukan konten asli serta sumber pihak ketiga.
Baca Juga: Google PHK Karyawan Lagi Demi Cari Buruh dengan Upah Murah