Penjahat Siber Menargetkan Pengguna Telegram, Mencuri Toncoin

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 28 April 2024 | 13:30 WIB
Penjahat Siber Menargetkan Pengguna Telegram, Mencuri Toncoin
Ilustrasi Telegram. (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Setelah pembelian, pengguna kehilangan aset kriptonya dan tidak dapat ditarik kembali.

Baca Juga: Varian Backdoor DinodasRAT Baru Menincar Linux

Biaya “booster” – yang diberi label oleh penipu sebagai “sepeda”, “mobil”, “kereta api”, “pesawat”, atau “roket” – bervariasi dari 5 hingga 500 Toncoin tergantung pada tarif yang dipilih oleh calon korban.

"Booster" diiklankan oleh penipu sebagai alat yang memungkinkan pengguna memperoleh penghasilan dari koin mereka.

"Skema ini mirip dengan booster di game online – dengan membelinya, pengguna mendapatkan keuntungan tambahan,” jelas Olga Svistunova, Senior Web Content Analyst di Kaspersky dalam keterangan resminya, Minggu (28/4/2024).

Setelah memikat pengguna untuk membeli “booster” palsu, penipu mengambil satu langkah lebih jauh untuk meningkatkan skema penipuan.

Korban diminta untuk membuat grup Telegram pribadi dengan teman dan kenalannya, membagikan kepada mereka tautan rujukan yang telah dibuat khusus dan video dengan instruksi tentang “penghasilan”.

Ini sudah direkam sebelumnya oleh scammers.

Ilustrasi aksi scammer. [Shutterstock]
Ilustrasi aksi scammer. [Shutterstock]

“Program referral adalah komponen kunci dari skema ini. Semakin banyak orang yang terlibat, semakin tinggi pendapatan para penipu," kata Olga Svistunova.

Baca Juga: Cara Menyembunyikan Chat Telegram Tanpa Menghapusnya

Menurutnya, pelaku mengklaim bahwa setidaknya lima orang harus bergabung dengan grup personal melalui tautan rujukan sehingga korban dapat mulai memperoleh penghasilan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI